Rakyat Susah Makin Sengsara, Demokrat Denpasar Tolak Kenaikan BBM
Jumat, 09 September 2022
Ketua DPC Demokrat Kota Denpasar;Drs. A.A Ketut Asmara Putra pekikkan tolak kenaikan BBM dalam HUT ke-21 Partai Demokrat.
Baliberkarya.com-Denpasar. Keputusan Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi pukulan telak bagi masyarakat, di tengah situasi ekonomi yang hingga kini belum pulih akibat terpaan badai Covid-19. Kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM sejak 3 September 2022 lalu bisa dipastikan akan diikuti kenaikan bahan-bahan kebutuhan pokok
Dalam HUT ke-21 Partai Demokrat, Ketua DPC Demokrat Kota Denpasar Drs. A.A Ketut Asmara Putra dalam pidato politiknya dengan tegas menolak keputusan pemerintah menaikkan harga BBM, karena keputusan tersebut sangat membebani rakyat dan menambah kesengsaraan rakyat.
Tokoh Padangsambian yang akrab disapa Gus Cilik memandang kenaikan harga BBM bersubsidi ini sangat membebani rakyat, dan menambah kesengsaraan rakyat, yang belum pulih secara ekonomi akibat hantaman badai Covid-19.
“Kami menolak kenaikan harga BBM yang akan berimplikasi terhadap kenaikan harga harga kebutuhan pokok. Kenaikan harga BBM bersubsidi akan membuat kehidupan rakyat yang sudah sulit menjadi semakin sulit,” kata Gus Cilik, Rabu (9/9/2022).
Gus Cilik yang dikenal sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar ini juga menilai kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi mengabaikan psikologis rakyat yang saat ini sedang tertatih-tatih ekonominya. Gus Cilik juga menyayangkan sikap pemerintah yang menaikkan harga BBM bersubsidi hanya didasarkan pada hitung-hitungan ekonominya saja, tanpa mempertimbangkan psikologis rakyat sebagai salah satu parameter.
“Rakyat saat ini masih dalam tahap mengumpulkan tenaga, energi, untuk bangkit dari keterpurukan, jangan malah dibebani dengan persoalan baru dengan menaikkan harga BBM yang akan berimbas pada mahalnya harga-harga kebutuhan pokok,” sentilnya.
Seharusnya, lanjut Gus Cilik, pemerintah fokus memformulasikan berbagai kebijakan yang mempermudah rakyat untuk bangkit agar ekonomi nasional kembali tumbuh. Baginya, situasi saat ini sama sekali tidak tepat menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Menaikkan harga BBM bukan hanya menambah beban hidup, tetapi meningkatkan tensi rakyat terhadap berbagai kebijakan pemerintah. Seharusnya situasi-situasi seperti ini dihindari oleh pemerintah," sentil Gus Cilik mengakhiri.(BB).