Nelayan Pengambengan Kena Imbas Dari Kelangkaan Solar dan Partalite
Kamis, 31 Maret 2022
Ket Poto, suasana nelayan Dermaga Desa Pengambengan
Baliberkarya.com – Jembrana. Langkanya BBM jenis Paeralite juga dibarengi langkanya solar menyebabkan nelayan kecil Dermaga Pengambengan tidak bisa mencari ikan. Kedua BBM bersubsidi  tersebut memang menopang oprasional para nelayan tersebut terutama BBM jenis solar.
Salah satu nelayan dari Desa Pengambengan bernama Rohman saat dikonfirmasi awak media, menuturkan, seminggu ini solar sangat susah untuk para nelayan jukung kecil, yang didahulukan adalah perahu besar yang mempunyai ijin. “Kami dari nelayan kecil sangat susah sekarang mencari solar, ya hanya nelayan besar saja dapat solar. Kami membutuhkan solah untuk mencari ikan membutuhkan 20 liter pulang pergi,†terangnya.
Untuk aktivitas mencari ikan, lanjut Rohman, dirinya menggunakan mesin dibawah 5 GT tidak membutuhkan solar lebih seperti nelayan besar yang bisa mencapai diatas 50 liter. “Kejadian seperti ini kami alami sudah seminggu saat partalite juga ikut langka dan sekarang tidak diperbolehkan membeli membawa jerigen, disini kami kelimpungan,†kesalnya. Kamis 31 Maret 2022.
Hal senada juga diutarakan salah satu nelayan bernama Yusuf mengatakan, memang minggu-minggu ini solar agak susah dicari dan dapat kosong. “Sebelumnya memang lancar solarnya mas, mulai seminggu ini kami tidak mendapatkan solar. Kami hanya nelayan kecil jika ada pasti nelayan besar didahulukan. Jika nelayan besar tidak terisi penuh semua, maka nelayan kecil seperti kita ini tidak mendapatkan solar,†ujarnya.
Yusuf melanjutkan, untuk saat ini, selain solar yang susah dicari juga partalite tidak boleh menggunakan jerigen. Setiap nelayan membutuhkan solar dan partalite, untuk solar sebagai bahan bakar mesin jukung, sedangkan untuk partalite digunakan sebagai penerangan kapal ketika melakukan penangkapan ikan di tengah laut.
“Membawa jerigen ke pertamina saya ditolak mas, beruntung saya mendapatkan sedikit dari pedagang eceran, sehingga saya bisa luas dan sekarang baru datang dari laut menangkap ikan layur, dan mendapatkan hanya 16 kilogram, perkilonya seharga 50 ribu rupiah, ya biar bisa menyambung hidup saja apalagi sekarang musim pandemi semakin susah,†pungkasnya. (BB)
Â
Â
Â