Berkat Bantuan Gus Adhi, Pokdakan Yowana Werdi Sentana Bisa Panen Perdana Ikan Lele Sistem Bioflok
Selasa, 21 Desember 2021
Baliberkarya.com-Tabanan. Pokdakan Yowana Werdi Sentana di Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan pada hari ini Senin (21/12/2021) melakukan panen perdana ikan lele dengan sistem bioflok. Sebelum panen untuk pertama kali, sebelumnya pada tiga bulan lalu atau tepatnya pada Selasa (21/9/2021), Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) atau yang akrab disapa Gus Adhi membantu bioflok dan penebaran benih lele senilai Rp 200 juta (termasuk biaya pelatihan) kepada Pokdakan Yowana Werdi Sentana di Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.
Prinsip dasar bioflok adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang terdiri dari kabon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen menjadi massa sludge berbentuk bioflok. Perubahan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan bakteri pembentuk gumpalan sebagai bioflok.
Teknik ini populer di kalangan peternak lele dan nilai karena mampu menggenjot produktivitas panen yang lebih tinggi. Selain itu, metode bioflok juga menekan penggunaan lahan menjadi tidak terlalu luas dan hemat air. Oleh sebab itu, bioflok menjadi solusi efektif untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat serta menjadi cara ekonomis bagi para pebisnis bidang perikanan.
"Hari ini tanggal 21 Desember 2021 yakni tanggal yang cantik 21/12/21 kami mengadakan panen perdana ikan lele dengan harga Rp 17.500. Panen perdana ini kami dapatkan untuk 1 kolam itu ada 100kg. Dulu waktu 3 bulan lalu kita setiap kolam yang diameter 3 meter ini kami menaruh bibit sebanyak 2800 ekor hasilnya seperti dilihat tadi hasilnya kurang lebih 100kg untuk 1 kolam dimana kita ada 8 kolam disini," kata Ketua Pokdakan Yowana Werdi Sentana Gusti Made Maha Putra kepada awak media.
Maha Putra mengungkapkan pada hari ini kelompoknya memanen iklan lele di 6 kolam karena di dua kolam lainnya ditunda dulu untuk panen berikutnya yakni sekitar 2 Minggu lagi akan panen lagi dengan totalnya sekitar 500kg dari sisa ikan lele yang masih kecil di 6 kolam yang dipanen perdana tadi.
"Selama tiga bulan untuk pakan kita sudah habis 40 sok pakan untuk 8 kolam ikan lele, atau sekitar 12 juta untuk biaya pakan selama 3 bulan dengan 8 kolam karena diawal bibit lele ada yang kecil-kecil ukurannya bervariasi," jelas Maha Putra.
Maha Putra mengungkapkan Pokdakan Yowana Werdi Sentana mayoritas anggotanya merupakan anak-anak muda atau generasi milenial dari sekaa teruna dari keluarga besar kami yang beranggotakan saat ini 32 anggota kelompok yang semuanya remaja berumur 30 tahun ke bawah yang tertarik terjun ke sektor perikanan. Anggota Pokdakan Yohana Werdi Sentana mengucapkan terima kasihnya kepada Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) atau yang akrab disapa Gus Adhi atas bantuan benih lele dan peternakan ikan lele sistem biofloknya senilai total Rp 200 juta ini.
"Kami sangat berterimakasih kepada bapak Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) kepada kami selaku generasi muda diberikan amanah untuk mengelola lele dengan sistem bioflog ini. Karena atas ijin dan amanah dari beliau kami diberi kesempatan saat pandemi ini dan memberikan kami peluang serta memberikan kami sebuah pandangan terbaru tentang peluang usaha dimana sebelumnya anggota kami semua bergerak dibidang pariwisata. Ini merupakan jalan keluar bagi kami untuk mengisi waktu luang yang banyak disini sehingga ini jadi sarana kami untuk kumpul dan berusaha bersama disini," ungkap Maha Putra.
Ia mengakui sejumlah kendala dan tantangan diawal dengan sistem perikanan bioflok. Namun dengan pengalaman-pengalaman yang telah mereka dapatkan di musim panen awal dengan beberapa kekurangan atau yang belum bisa maksimal maka pada musim kedua kedepan akan lebih optimis hasil panen yang didapatkan akan lebih banyak.
Pasalnya, pembelajaran diawal menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi bagi kelompoknya untuk musim panen lele berikutnya.
"Tentu ada di pengaruh musim cuaca dan suhu air banyak kendala yang mungkin mengakibatkan kematian dimana lele yang sifatnya predator dia memakan sesamanya itu yang menjadi kendala juga bagi kelompok kami. Nanti kita akan adakan sistem griding dan akan kita maksimalkan untuk mengurangi demgan mengukur menyertakan ukuran dari lele, karena sudah rata dia ukurannya maka sifat predatornya itu akan berkurang," jelas Maha Putra.
Seperti diberitakan Baliberkarya.com sebelumnya, politisi dermawan yang akrab disapa Gus Adhi pada tiga bulan lalu atau tepatnya pada Selasa (21/9/2021) menyerahkan bantuan bioflok dan penebaran benih lele kepada Pokdakan Yowana Werdi Sentana di Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.
"Bantuan budidaya lele dengan sistem bioflok ini adalah rangsangan agar ekonomi kerakyatan bergerak," kata Gus Adhi selaku wakil rakyat yang dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli†(AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah" ini.
Dalam kesempatan itu, Gus Adhi menjabarkan beberapa kelebihan budidaya lele dengan sistem bioflok dibandingkan yang konvensional. Pertama sistem bioflok tidak memerlukan lahan luas, jadi bisa dilakukan di lahan sempit.
"Dengan sistem bioflok bisa hemat lahan, disini kurang lebih 2 are bisa 8 flok. Jadi di lahan sempit bisa berusaha," terang Gus Adhi yang merupakan praktisi pembudidaya lele selama bertahun-tahun sebelum menjadi anggota DPR RI.
Kelebihan kedua hasil budidaya ikan di bioflok bisa lebih besar dari konvensional. Ketiga, hasil budidaya dengan bioflok lebih enak dari budidaya lele konvensional.
"Peningkatan panen bisa 5 hingga 6 kali lipat dibandingkan konvensional. Ikannya lebih lezat, saya sudah membuktikannya," ungkap Gus Adhi yang juga Ketua Depidar SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Provinsi Bali ini.
Kelebihan keempat, ikan yang dibudidayakan dengan sistem bioflok lebih tahan dengan penyakit. Kelima, dari segi penggunaan pakan tidak terlalu banyak, jadi efisien dan bisa menekan biaya pakan.
"Dengan bioflok lebih menguntungkan dan bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakat," tegas politisi Golkar asal Kerobokan, Badung ini.
Anggota Komisi II DPR RI yang sebelumnya menjabat Komisi IV yang membidangi pertanian, kelautan, dan perikanan ini menyebut kelebihan lain dari sistem bioflok bisa dilakukan berdampingan dengan budidaya sayur hidroponik dimana limbah air dari budidaya lele dapat dimanfaatkan untuk air nutrisi hidroponik dimana sistem ini dikenal pula dengan aquaponik.(BB).Â