Minim Siswa, SMA Swasta di Jembrana Awali PTM Dengan 1 Shift
Senin, 04 Oktober 2021
Ket poto : Siswa SMA Ngurah Rai Negara sedang mengikuti pembelajaran diawal PTM
Baliberkarya.com - Jembrana. Hari ini Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk sekolah SMA se Kabupaten Jembrana mulai diterapkan, setelah ditetapkannya PPKM Level III. Untuk SMA swasta di Jembrana selama musim pandemi mengalami kemerosotan penerimaan siswa baru, masyarakat kebanyakan memilih sekolah negeri.
Contohnya SMA Ngurah Rai yang ada di Jalan Wibisana, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, Jembrana, sekolah tersebut hanya mendapatkan siswa sebanyak 8 orang di tahun ini untuk kelas 10, sehingga pembelajaran dilakukan hanya 1 shift belajar
"Dikarenakan kita mendapatkan murid hanya 8 orang untuk kelas 10, kita tidak beralkukan shift belajar. Sebelum PTM ini diberlakukan pembelajaran during secara penuh," terang Kepala Sekolah SMA Ngurah Rai DRS. I Ketut Parmadi, M.Pd, Senin (4/10/2021)
Ia melanjutkan, pembelajaran sudah diatur dengan jadwal tatap muka kalau siswa melebihi sampai 20 sampai 36 itu pembelajaran 50 persen 2 shift. Disini ada 4 ruangan kelas 10 satu ruangan yang muridnya hanya 8 orang, kelas 11 satu ruangan dengan murid sebanyak 22 kelas dan kelas 12 sebanyak 2 ruangan dengan murid 40 orang.
" Untuk siswa yang baru mendaftar di sekolah ini tidak di pungut uang gedung hanya dikenakan dana RKS/SPP sebanyak 150 ribu perbulan, dana ini yang mendukung oprasional. Terkait siswa yang mendaftar disekolah ini juga dikenakan biaya pakaian hanya 500 ribu, dengan dana itu siswa mendapatkan seragam sekolah, kami juga tidak menarget siswa untuk membeli pakaian di toko," terang Parmadi.
Pihaknya mengaku, tidak memaksa anak-anak untuk membeli pakaian, agar mereka bisa bersekolah apalagi dimasa pandemi, pakaian SMP juga bisa dipakai yang atasannya putih seperti pernah dibilang bapak bupati dulu baju apapun bisa dipakai asal bersih dan menyesuaikan warna.
"Selama dimasa pandemi ini, jika ada siswa yang tidak bisa melanjutkan sekolah dikarenakan keuangan, upaya kita mengatasi dengan sistem kekeluargaan. Kita kunjungi kerumahnya dan beri solusi, jika tidak mempunyai uang untuk sekolah kita bisa menangguhkan sampai mereka tamat, nanti kalau sudah bekerja baru kita," tutupnya.(BB)