Tolong Taati Aturan! Satu Kasus Positif Covid 19 Bertambah di Jembrana
Jumat, 26 Juni 2020
ilustrasi nett
Baliberkarya.com-Jembrana. Kembali satu kasus vositif covid 19 bertambah di Kabupaten Jembrana. Seorang nenek asal Banjar Munduk, Desa Kaliakah, Negara harus menjalani isolasi di RSU Negara lantaran vositif covid 19.
Warga yang bernama Ni Ketut RY (65) tersebut diketahui positif covid 19 setelah Kamis (25/6) malam hasil swabnya keluar dan dinyatakan vositif covid-19. Dia langsung dijemput petugas kesehatan dari Pukesmas Negara untuk dirujuk ke RSU Negara guna menjalani isolasi.
Perbekel (Kepala Desa) Kaliakah, Gede Bagiarta dikonfirmasi siang tadi di ruang kerjanya membenarkan warganya itu dinyatakan vositif covid-19 setelah kemarin malam hasil sweb testnya keluar. Warganya itu tertular corona dari tranmisi lokal.
"Begitu hasil sweb testnya keluar dan dinyatakan vositif covid-19, langsung dijemput petugas medis sesuai protokol penanganan pasien covid 19 untuk dirujuk ke RSU Negara menjalani isolasi," terangnya, Jumat (26/6/2020).
Sebelumnya lanjut Bagiarta, warganya itu sempat dirapid test bersama lima anggota keluarganya. Dari rapid test pertama semuanya non reaktif. Kemudian berselang beberapa hari dilakukan rapid test kedua terhadap yang bersangkutan dan lima anggota keluarganya dan hanya Ni Ketut RY yang reaktif.
"Selanjutnya dilakukan swab test terhadap yang bersangkutan dan keluarganya. Hasilnya tadi malam baru keluar dan hanya Ni Ketut RY yang positif. Sedangkan yang lain negatif," ujarnya.
Terkait hal tersebut menurut Bagiarta, anggota keluarga Ni Ketut RY dan 10 KK lainnya yang berdekatan dan sempat berinteraksi mulai tadi malam langsung melaksanakan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
BACA JUGA :Â Waspada! Positif Covid-19 Bertambah 17 Orang, Meninggal Dunia 2 Orang
Isolasi mandiri tersebut diawasi dengan ketat oleh aparat banjar setempat dan petugas medis. Hal tersebut dilakukan guna menghentikan penularan covid-19 di desanya. Selama dilakukan isolasi mandiri, pemerintah desa telah memberikan bantuan sembako namun bantuan tersebut dirasa masih sangat kurang.
"Yang diisolasi mandiri sekarang ada 10 orang, kemampuan desa membantu kebutuhan mereka sehari-hari sangat terbatas. Karena itu kami sangat mengharapkan bantuan dari para donatur untuk mereka," imbuh Bagiarta.
Selama menjalani isolasi mandiri, masing-masing kepala keluarga diminta Bagiarta untuk selalu mengatifkan ponselnya. Jika ada keperluan belanja kebutuhan sehari-hari agar langsung menghubungi kelian banjar (kepala dusun) setempat untuk membantu membelikan kebutuhan.
"Kami tadi sudah rapat dengan semua konponen desa membahas masalah itu, disepakati warga yang tidak diisolasi secara gotong royong membantu membelikan kebutuhan yang diperlukan. Namun ditaruh di depan rumah agar tidak bersentuhan langsung," tutup Bagiarta.(BB)