Dana Jiwasraya dan ASABRI "Lenyap", Rai Wirajaya Minta OJK Makin Perketat Pengawasan Asurans
Selasa, 11 Februari 2020
ist
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Badung. Lenyapnya dana asuransi Jiwasraya dan ASABRI menjadi perhatian serius Anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya, S.E.,M.M. yang membidangi keuangan, perencanaan pembangunan dan perbankan.
BACA JUGA : Diduga Konsleting Listrik, 8 Unit Bangunan Pasar Banyusari di Denpasar Barat Ludes Terbakar
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI bahkan kembali mengingatkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk lebij memperketat pengawasan, bukan hanya kepada perbankan namun juga lembaga non bank, seperti perusahaan asuransi dan lainnya.
"Semua tergantung pengawasan. Apalagi OJK sebagai lembaga otorita yang memiliki wewenang tentang itu, mestinya diperketat pengawasannya," tegas Rai Wirajaya saat menghadiri “Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Bali-Nusra” di Nusa Dua, Badung.
Baginya, persoalan Jiwasraya dan ASABRI bukan terjadi begitu saja, ibaratnya seperti bola salju yang terus bergulir menjadi besar. Dimana puncaknya ketika diketahui dana asuransi masyarakat digunakan oleh pengelola untuk bermain investasi di sektor lain yang berakibat gagal kelola.
"Dengan adanya sistem dan pengawasan yang ketat, mereka yang nakal-nakal akan kelihatan," sentilnya.
Rai Wirajaya juga mengingatkan lembaga non bank lainnya untuk tidak coba-coba bermain di sektor lain. Pasalnya, beragam bentuk investasi ini perlu juga dievaluasi, apakah mereka nantinya mampu meningkatkan usahanya dari dana yang ditempatkan atau tidak.
"Jangan asal saja main investasi, asal dapat dana murah mau saja nyemplung, akibatnya nanti masyarakat yang dirugikan," tegasnya.
Kini dengan jebolnya dana asuransi ini, pemerintah lagi berupaya mengembalikan dana masyarakat dan lagi mengatur skemanya karena tidak hanya dilihat kasus pidananya saja. Dari sisi lain, Rai Wirajaya memandang ekosistem keuangan di Bali-Nusra untuk saat ini masih nampak bagus dibandingkan secara nasional.
Untuk itu, lanjut Rai Wirajaya selayaknya ekosistem keuangan Bali-Nusra bisa dijadikan acuan bersama dalam memacu perekonomian di tiga wilayah ini yaitu, Bali, NTB dan NTT. Meski ada catatan untuk tetap menjaga Non Performing Loan (NPL) agar tidak melewati Nasional.
Rai Wirajaya berharap terpuruknya sektor properti jangan dijadikan momok bahwa perekonomian seolah tidak bisa dibangun, karena justru mestinya mencari sumber-sumber lain agar perekonomian bisa bangkit. Ia juga menghimbau perbankan, jika memungkinkan menurunkan bunga kredit.
"Serta menambah slotnya agar sektor properti bisa kembali bergeliat.Dan yang perlu dicermati ketika sektor properti terpuruk, NPL jangan sampai bergerak naik," pungkasnya mengingatkan.(BB).
Berita Terkini
Berita Terkini
Arah Kade! Kebijakan Aneh, Kantin Sekolah Jadi Mesin Uang Pemkab
11 Januari 2025
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025