Kendarai Motor Selama 8 Bulan, Ngurah Wijaya Bersama Mario "Taklukkan" Benua Amerika
Senin, 25 November 2019
Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Setelah sebelumnya sukses touring motor dari Bali ke berbagai negara di Asia dalam Bali Asia Tour 2019, Ida Bagus Ngurah Wijaya bersama rekannya Mario Iroth beserta istrinya kini berencana menaklukkan benua Amerika.
Riders Ida Bagus Ngurah Wijaya menyatakan touring motor bertajuk Bali America Tour 2020 akan berlangsung selama 8 bulan mengunjungi Alaska hingga Latin Amerika melintasi Amazon serta puluhan negara di benua Amerika.
"Sebelumnya kita sudah berkeliling Indonesia dan Asia, kini kami mencoba untuk menaklukkan benua Amerika," katanya pada acara Ngobrol Sore Santai bersama para riders di Segara Village Sanur, Senin sore (25/11/2019).
Sebelumnya, Ngurah Wijaya bersama Mario telah mengawali touring pada Juli 2016 lalu dengan menjelajahi kawasan Indonesia Timur, Sulawesi, Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sabah, Sarawak. Selanjutnya pafa tahun 2018 mereka melanjutkan perjalanannya ke Pegunungan Himalaya, Kathmandu, Nepal.
Ket Foto: Ida Bagus Ngurah Wijaya
Adapun motor yang digunakan oleh mereka yakni motor dengan kapasitas 1000 cc yang harganya sekitar Rp 500 juta per unit. Tahun ini mereka mengaku untuk mengurus perjalanan Tour Bali America 2020 memakan waktu sekitar hampir 6 bulan.
"Kita siapkan motor, izin, visa, peralatan, dan sebagainya. Kami persiapkan motor yang gampang diperbaiki. Kami pun harus tahu mekanik, obat-obatan pasti kami persiapkan," ungkapnya.
Sementara bikers Mario Iroth dalam usianya yang relatif muda dikenal telah menjelajahi nyaris semua negara di dunia dan menggendarai sepeda motor yang ia awali dengan nekat. Selain menyalurkan hoby, pihaknya ingin memperkenalkan Indonesia umumnya dan Bali khususnya kepada masyarakat dunia.
Ia bercerita telah mengemudikan motornya menjelajahi puluhan negara dengan jarak tempuh sekitar ratusan ribu km sejak 2013. Perjalanan yang mengubah hidupnya itu ia beri nama "Wheel Story". "Seperti ketagihan dan memang semuanya menciptakan beragam cerita," ujar lelaki asal Tomohon, Sulawesi Utara itu.
Ket Foto: Mario Iroth
Selain menikmati perjalanan keliling dunia, Mario mengaku semua berawal dari hobinya menjelajah menggunakan kendaraan roda dua saat masih bekerja pada sebuah perusahaan di Bali tahun 2005. Ketika itu, ia mulai menyukai perjalanan dengan motornya ke berbagai daerah di Indonesia.
Lima tahun kemudian, Mario memiliki hobi baru, yaitu backpacking salah satu cara murah untuk berwisata ke mancanegara. Saat itu, ia keliling Asia Tenggara dengan kendaraan umum. Kemudian terpikirkan olehnya untuk menyatukan antara kedua hobi tersebut; menjelajah ke negara lain ala backpacker tetapi menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasinya.
Ia lalu mulai mengumpulkan modal dan keberanian. Pada 2013, Mario memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan membawa motornya menjelajahi Asia Tenggara. Perjalanan yang kemudian ia beri nama Wheel Story 1 itu berlangsung sekitar lima bulan.
BACA JUGA : Pertama di Indonesia, Pegadaian Bali Gelar "Start Up Competition" Wadahi Kreatifitas Milenial
Untuk mendapat dana, yang digunakan untuk membiayai perjalanannya Mario memanfaatkan sosial media. Perjalanan bermotor jarak jauh menjadi candu dan pada 2014, dalam Wheel Story 2, ia menjelajahi Indonesia bagian tengah hingga timur.
Melalui rute sepanjang 8.123 km, selama 180 hari. Pada tahun itu pula ia terpilih sebagai pemenang Castrol Legendary Bikers Indonesia edisi pertama. Cerita perjalanannya kemudian berlanjut dengan Wheel Story 3, mengarungi jalur Bandung-Paris pada 2015 yang melintasi jalanan sepanjang 24.860 km di 16 negara.
Pada Wheel Story 4, Mario menjelajah ke Selandia Baru, Australia, dan Timor Leste. Pada perjalanan itu, ia memilih Selandia Baru sebagai titik start. Selain ancaman tindak kriminal, perbedaan regulasi mulai kapasitas mesin hingga kecepatan maksimal menjadi rintangan yang mesti dihadapi.
"Asal kita mengikuti aturan yang berlaku di negara tersebut, kita pasti aman. Kita kan cuma numpang lewat. Kalau kita bertingkah, justru bisa dipenjara atau dideportasi," terang Mario seraya berharap apa yang ia lakukan dapat menjadi inspirasi bagi pemotor-pemotor yang ingin touring jarak jauh menyalurkan hobi petualangannya.(BB).