Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

PT SLP Sosialisasi Pertanian Organik di Sangketan, Tabanan

Selasa, 10 September 2019

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkaya.com-Tabanan. PT Songgo Langit Persada (SLP) menjadi satu  dari enam mitra kerja Laboratorium Hayati Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Tanaman Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali  memberikan penyuluhan dan sosialisasi  pertanian organik menggunakan pupuk ramah lingkungan dan teknologi effective mikroorganisme (EM)  kepada anggota Subak Abian Muncak Sari, Dusun Bengkel, Desa Sangketan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali , Senin (9/9/2019).
 
 
Staf Ahli PT SLP,  Ir. I Gusti Ketut Riksa didampingi  Kepala Cabang Pemasaran PT SLP, Bali – NTB, Ir. Irkham Rosidi dan Kepala Lab Hayati, Ir Wayan Sugiarta meminta  subak abian Muncak Sari yang beranggotakan  45 orang petani tersebut  untuk  mengembangkan tanaman kopi arabika, coklat, vanili dan jenis tanaman  perkebunan lain  di atas tanah seluas 150 hektar  itu  dengan menerapkan pupuk organik Bokashi Kotaku maupun pupuk cair EM.
 
Kedua jenis pupuk ramah lingkungan itu dapat dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, sekaligus menghindari penggunaan pupuk kimia dan pestisida untuk mencegah pencemaran lingkungan, sekaligus melakukan  tindakan  revitalisasi bumi.
 
Pencemaran akibat penggunaan pupuk kimia, pestisida dan zat kimia lain dalam pengembangan  bidang pertanian kini  sangat dirasakan dampaknya, produk yang dihasilkan tidak bertahan lama, nasi yang dimasak dari beras juga tidak mempunyai aroma yang enak. Semua itu akibat penggunaan zat kimia, di samping setiap saat terjadinya bencana alam.
 
 
Teknologi  pupuk organik dan EM4  yang diproduksi di Desa Bantas, Kabupaten Tabanan dan di Desa Bengkel, Kabupaten Buleleng merupakan hasil penelitian  Prof Dr Teruo Higa  selama 12 tahun bersama mahasiswa yang kuliah di Universitas Ryukyus Okinawa Jepang (1968-1980)  yang kini telah diterapkan lebih dari 100 negara di belahan dunia. “Temuan   Prof Higa tentang EM sebagai sebuah teknologi yang bisa mengarah dan menunjuk pada berbagai dampak positif yang diharapkan bisa diterapkan Anggota Subak Abian Muncak Sari, Desa Sangketan, Kabupaten Tabanan, ujar Riksa.
 
 
Usai pensiun dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), Ir. I Gusti Ketut RIksa kini giat membagi ilmu aplikatifnya dengan menjadi instruktur di Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali yang bernaung di bawah payung PT Karya Pak Oles Group.
 
Membuat pupuk ramah lingkungan dapat dilakukan oleh setiap petani secara mudah dengan manfaatkan kotoran sapi, kotoran ayam dan limbah pertanian dengan disiram EM4 usai  dicampur air  yang  biayanya  cukup  murah.  “Bahan-bahan untuk membuat pupuk organik tersedia dalam jumlah  yang memadai di lingkungan sekitar, tinggal kita olah dengan teknologi EM,” ujar Gusti Riksa yang bersedia mengajarkan petani kopi Subak Abian Muncak Sari, membuat pupuk tanpa imbalan.
 
Dengan difasilitasi Kepala Laboratorium Hayati UPTD Lab Perlindungan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Ir. Wayan Sugiarta diharapkan bisa merealisasikan pelatihan bagi petani kopi membuat pupuk organik. Jika tiap petani bisa membuat pupuk organik dan menggunakan untuk menyuburkan berbagai komoditas di lahan perkebunan maupun padi dan tanaman hortikultura bisa percepat mengembalikan kesuburan tanah.
 
 
Mantan Kepala Dinas Pertantian Kabupaten Bangli, I Gusti Ketut Riksa menyatakan, dengan menggunakan teknologi EM,  kesuburan tanah bisa terus meningkat, bakteri dalam tanah terus bertambah baik dalam jumlah maupun jenisnya. Bakteri itu bisa hasilkan enzim untuk keperluan dan kebutuhan mahkluk hidup di muka bumi. 
 
 
Dengan merevitalisasi bumi akan terjadi regenerasi  yakni  daur ulang bahan organik yang sangat berguna  bagi pengembangan komoditas pertanian yakni  menguntungkan konsumen dan produsen. Produksi hasil pertanian bisa berdampak positif, baik itu  spiritual maupun material sehingga produk yang dihasilkan mempunyai nilai  tambah, tandas Riksa.
 
Mitra kerja Laboratorium Hayati Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Lab Perlindungan Tanaman Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali antara lain Pupuk  Timan Agung,  Pabrik Simantri 027,  Desa Kelating Sangging, Kerambitan, Kabupaten Tabanan yang dirintis AA Nyoman Wijana serta  Made Sukanaya juga produksi pupuk organik di Kabupaten Tabanan. (BB)


Berita Terkini