PT SLP Sosialisasi Pertanian Organik di Sangketan, Tabanan
Selasa, 10 September 2019
Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkaya.com-Tabanan. PT Songgo Langit Persada (SLP) menjadi satu dari enam mitra kerja Laboratorium Hayati Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Tanaman Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali memberikan penyuluhan dan sosialisasi pertanian organik menggunakan pupuk ramah lingkungan dan teknologi effective mikroorganisme (EM) kepada anggota Subak Abian Muncak Sari, Dusun Bengkel, Desa Sangketan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali , Senin (9/9/2019).
Staf Ahli PT SLP, Ir. I Gusti Ketut Riksa didampingi Kepala Cabang Pemasaran PT SLP, Bali – NTB, Ir. Irkham Rosidi dan Kepala Lab Hayati, Ir Wayan Sugiarta meminta subak abian Muncak Sari yang beranggotakan 45 orang petani tersebut untuk mengembangkan tanaman kopi arabika, coklat, vanili dan jenis tanaman perkebunan lain di atas tanah seluas 150 hektar itu dengan menerapkan pupuk organik Bokashi Kotaku maupun pupuk cair EM.
Kedua jenis pupuk ramah lingkungan itu dapat dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, sekaligus menghindari penggunaan pupuk kimia dan pestisida untuk mencegah pencemaran lingkungan, sekaligus melakukan tindakan revitalisasi bumi.
Pencemaran akibat penggunaan pupuk kimia, pestisida dan zat kimia lain dalam pengembangan bidang pertanian kini sangat dirasakan dampaknya, produk yang dihasilkan tidak bertahan lama, nasi yang dimasak dari beras juga tidak mempunyai aroma yang enak. Semua itu akibat penggunaan zat kimia, di samping setiap saat terjadinya bencana alam.
Teknologi pupuk organik dan EM4 yang diproduksi di Desa Bantas, Kabupaten Tabanan dan di Desa Bengkel, Kabupaten Buleleng merupakan hasil penelitian Prof Dr Teruo Higa selama 12 tahun bersama mahasiswa yang kuliah di Universitas Ryukyus Okinawa Jepang (1968-1980) yang kini telah diterapkan lebih dari 100 negara di belahan dunia. “Temuan Prof Higa tentang EM sebagai sebuah teknologi yang bisa mengarah dan menunjuk pada berbagai dampak positif yang diharapkan bisa diterapkan Anggota Subak Abian Muncak Sari, Desa Sangketan, Kabupaten Tabanan, ujar Riksa.
Usai pensiun dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), Ir. I Gusti Ketut RIksa kini giat membagi ilmu aplikatifnya dengan menjadi instruktur di Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali yang bernaung di bawah payung PT Karya Pak Oles Group.
Membuat pupuk ramah lingkungan dapat dilakukan oleh setiap petani secara mudah dengan manfaatkan kotoran sapi, kotoran ayam dan limbah pertanian dengan disiram EM4 usai dicampur air yang biayanya cukup murah. “Bahan-bahan untuk membuat pupuk organik tersedia dalam jumlah yang memadai di lingkungan sekitar, tinggal kita olah dengan teknologi EM,” ujar Gusti Riksa yang bersedia mengajarkan petani kopi Subak Abian Muncak Sari, membuat pupuk tanpa imbalan.
Dengan difasilitasi Kepala Laboratorium Hayati UPTD Lab Perlindungan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Ir. Wayan Sugiarta diharapkan bisa merealisasikan pelatihan bagi petani kopi membuat pupuk organik. Jika tiap petani bisa membuat pupuk organik dan menggunakan untuk menyuburkan berbagai komoditas di lahan perkebunan maupun padi dan tanaman hortikultura bisa percepat mengembalikan kesuburan tanah.
Mantan Kepala Dinas Pertantian Kabupaten Bangli, I Gusti Ketut Riksa menyatakan, dengan menggunakan teknologi EM, kesuburan tanah bisa terus meningkat, bakteri dalam tanah terus bertambah baik dalam jumlah maupun jenisnya. Bakteri itu bisa hasilkan enzim untuk keperluan dan kebutuhan mahkluk hidup di muka bumi.
Dengan merevitalisasi bumi akan terjadi regenerasi yakni daur ulang bahan organik yang sangat berguna bagi pengembangan komoditas pertanian yakni menguntungkan konsumen dan produsen. Produksi hasil pertanian bisa berdampak positif, baik itu spiritual maupun material sehingga produk yang dihasilkan mempunyai nilai tambah, tandas Riksa.
Mitra kerja Laboratorium Hayati Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Lab Perlindungan Tanaman Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali antara lain Pupuk Timan Agung, Pabrik Simantri 027, Desa Kelating Sangging, Kerambitan, Kabupaten Tabanan yang dirintis AA Nyoman Wijana serta Made Sukanaya juga produksi pupuk organik di Kabupaten Tabanan. (BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025