Pak Oles: Kelola Perusahaan dengan Semberani
Jumat, 02 Agustus 2019
GNW for Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana M. Agr menegaskan, keberhasilkan merintis usaha berbasis obat-obatan tradisional dari nol yang kini berkembang pesat dengan memiliki cabang di berbagai daerah di Indonesia merupakan hasil sebuah perjuangan dan kerja keras tanpa mengenal lelah dan putus asa.
Dalam mengelola perusahaan yang terus maju dan berkembang di era digital dewasa ini, sebuah perusahaan penting mengedepankan berbagai terobosan. Terobosan tersebut menyangkut sistem, manajemen, informasi maupun teknologi. Semua bisa terealisir dengan mencetak seorang figur yang berani dan seimbang atau yang sering dinamakan semberani.
“Konsep kepemimpinan yang berani dan seimbang itu, sudah diterapkan sejak tahun 2000 atau 19 tahun silam. Atau tiga tahun setelah merintis usaha yang kini memiliki kantor cabang di sejumlah daerah di Indonesia,” kata Gede Ngurah Wididana yang akrab disapa Pak Oles jelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22, Jumat (2/8).
Kepemimpinan yang berani dan seimbang (Semberani Leadership) tegas Wididana, alumnus Faculty Agriculture University Of The Ryukyus Jepang dan Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, sangat penting untuk mengantarkan sebuah perusahaan meraih kesuksesan. Pemimpin yang kuat akan menghasilkan perusahaan menjadi mapan.
“Karena itu tidak ada cara lain mencetak seorang pemimpin yang berkualitas baik. Pemimpin yang berkualitas baik tersebut harus dibentuk termasuk untuk menemukan pemimpin yang benar-benar berkarakter, dan tentunya dibentuk dari keluarga yang utuh. Calon pemimpin dibentuk dari didikan orang tua, pendidikan karakter, disiplin, kejujuran dan kerja keras,’’ tegas pria kelahiran Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng tersebut.
BACA JUGA : ForBALI Kirim Surat Terbuka Desakan Penghentian Megaproyek Kawasan Rawan Bencana di Bali Selatan pada Jokowi
Ayah dari dua putra dan dua putri itu menilai kepemimpinan, manajemen informasi, dan teknologi yang diterapkan dalam perusahaan ibarat suami istri dalam keluarga. Karena itu pada rapat yang dihadiri jajaran manajemen dan kepemimpinan dwi mingguan di Jl Nusa Kambangan, sebut Wididana, dinilai sangat penting untuk mengevalusi dan merealisasikan target-target yang dilandasi kerja keras, disiplin dan penuh dedikasi.
Suami dari Komang Dyah Setuti itu mengingatkan fungsi kepemimpinan dalam perusahaan sangat penting, karena menentukan berhasil tidaknya mengembangkan usaha tersebut. Sementara istri (ibu) ibarat manajemen tim mengelola perusahaan dalam kegiatan sehari-hari, menemukan kesalahan-kesalahan kecil dalam prosesnya .
Sistem kepemimpinan yang Semberani itu penting untuk menentukan sasaran dan memacu staf meningkatkan produkivitas. Manajemen dan kepemimpinan sama-sama penting. Kepemimpinan tanpa manajemen bisa kacau. Sebaliknya, manajemen tanpa kepemimpinan bisa bingung tanpa arah tujuan yang jelas.
Pengusaha sukses yang meraih gelar doktor di Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar dengan mempertahankan desertasi “Seva Niti Dalam Kepemimpinan Gubernur Bali periode 2008-2013 dan 2013-2018” mengingatkan, seorang pemimpin dalam perusahaan, organisasi atau suatu negara harus mampu melakukan kaderisasi agar usaha atau keberadaannya itu berkembang secara berkesinambungan.
Konsepnya pemimpin itu harus mampu mencetak calon pemimpin, bukan menciptakan pengikut. Sehingga pemimpin bisa menciptakan calon pemimpin, sekaligus sudah melakukan kaderisasi. Kepemimpinan dan manajemen dalam mengelola suatu negara atau perusahaan harus seimbang. Hal itu penting kalau kepemimpinan saja yang muncul akan menyebabkan otoriter atau manajemen yang lebih menonjol perkembangan men jadi lambat, apatis tidak berkreativitas.
Kepemimpinan dari sisi spiritual harus tetap konsistensi, memiliki kejujuran , dan kerja keras. Semua usahanya dan tujuan berlandaskan kebenaran. Hal itu penting karena kadang kala ada orang dalam mencapai tujuan dengan kemalasan memanfaatkan “aji mumpung” dan tidak jujur.
Pemimpin mencetak kader melalui proses latihan, melakukan pembaharuan di dalam dirinya melalui membaca atau merenung, melihat hal-hal yang ada di luar dirinya yang kemudian bagaimana perbaiki hal-hal yang ada dalam dirinya untuk adaptasi. Hal itu penting karena kondisi di luar sudah berubah. Jika dalam dirinya tidak berubah, jelas tidak bisa memenangkan persaingan yang semakin ketat. Untuk itu calon pemimpin harus dicetak melalui proses pembelajaran, pendidikan dan latihan. Dengan harapan, kader penerus itu bisa tumbuh hidup sesuai kemampuan.
Seorang pemimpin mencetak kader pemimpin bertujuan agar mereka lebih mudah bekerja, termasuk mengembangkan devisi baru dengan pemimpin yang bisa siap membuat delegasi. Namun untuk mencetak calon pemimpin itu membutuhkan proses yang sangat panjang, kesabaran, proses kasih sayang sehingga cukup berat untuk mendapatkan pemimpin yang tangguh dan kokoh, ujar Pak Oles.(BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Kapolda Bali: Festival Imlek Tunjukkan Toleransi di Bali
25 Januari 2025
Bocah 6 Tahun Hanyut di Sungai Badung, Ditemukan Meninggal Dunia
25 Januari 2025
Kasanga Fest Kembali Digelar, Jaring 16 Ogoh-Ogoh Terbaik
24 Januari 2025
Swiss-Belhotel International Properti di Bali Sambut Kemakmuran
24 Januari 2025