Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Bukan Penganiayaan, Gus Cilik: Gung Balang dan Nurata Saling Pandang 'Berakhir Saling Pukul'

Kamis, 14 Februari 2019

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

berbagai sumber

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Tokoh Paguyuban Padangsambian Bersatu, Anak Agung Asmara Putra atau yang akrab disapa Gus Cilik angkat bicara terkait santernya pemberitaan yang simpang siur membelit AA Ketut Ngurah Setiawan alias Gung Balang yang bertikai adu jotos dengan I Wayan Nuriata yang sempat viral di media sosial.
 
 
Gus Cilik mengaku prihatin atas apa yang menimpa keduanya, padahal keduanya "Pasemetonan" yang hidup dalam lingkungan satu Banjar, yaitu di Banjar Pagutan, Desa Padangsambian Kaja. "Semestinya hal itu tidak perlu terjadi bila keduanya bisa menahan diri," ucap Gus Cilik yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar dari kediamannya di Padangsambian, Denpasar, Kamis (14/2). 
 
Dalam kesempatan ini, Gus Cilik meluruskan kesimpangsiuran pemberitaan persoalan ini dan menegaskan kejadian itu murni kesalahpahaman keduanya serta tidak ada kaitannya dengan kegiatan politik ataupun dukung-mendukung, apalagi yang mengarah pada dirinya. Selaku tokoh setempat, Gus Cilik telh berupaya mendamaikan pertikaian keduanya agar jangan sampai masuk ke ranah hukum, namun rupanya proses hukum tetap berjalan. 
 
"Saya prihatin dan saya merasa tertampar dengan kejadian ini. Bagaimana mungkin keduanya yang merupakan tetangga bisa saling jotos," katanya sembari mengingatkan masyarakat agar tidak terpancing dengan hal-hal yang mudah menyulut emosi lantaran bisa saja ada oknum yang berusaha 'memancing di air keruh'. 
 
Gus Cilik juga ingin meluruskan lantaran ada salah persepsi yang selama ini terlanjur berkembang di masyarakat, bahwa selama ini diinfokan Nurata telah mengalami penganiayaan dari Gung Balang, sehingga mengalami sejumlah luka-luka. Padahal, kata Gus Cilik, yang terjadi adalah antara Gung Balang dan Nurata terjadi perkelahian dan keduanya saling memukul. 
 
 
"Jadi bukan Gung Balang saja yang melakukan aksi kekerasan berupa pemukulan. Nurata pun melakukan aksi serupa. Gung Balang juga mengalami luka kok di tangannya. Dari keterangan sejumlah saksi, perkelahian itu bermula dari saling pandang, saling tantang hingga terjadi perkelahian," tegas Gus Cilik.
 
Gus Cilik mengaku jika ebenarnya pada hari Sabtu (9/2/2019), baik Gung Balang maupun Wayan Nurata sama-sama melapor ke pihak kepolisian. "Tapi entah bagaimana, kok justru laporan Wayan Nurata yang ditindaklanjuti. Sedang laporan Gung Balang mandeg, dan malah dia dijadikan tersangka kasus penganiayaan," sentil Ketua DPC Partai Demokrat Denpasar itu.
 
Ket Foto: Tokoh Paguyuban Padangsambian Bersatu, Anak Agung Asmara Putra atau Gus Cilik
 
Sementara, Putu Arya selaku pemilik tiang bendera yang disebut-sebut namanya dalam persoalan ini, menyayangkan hal itu terjadi pada Gung Balang dan Nuriata. Ia mengaku dalam beberapa bulan belakangan ini ada di Jawa, tepatnya di Kota Batu, Malang. 
 
"Saya tidak tahu soal itu, kenapa saya diseret-seret dan disebut-sebut dalam sejumlah pemberitaan katanya saya menurunkan bendera, padahal saya waktu itu sedang dijawa," tepisnya dengan mimik kecewa. 
 
Ia mengakui memang awalnya tiang bendera yang dipersoalkan itu miliknya, namun terakhir tiang bendera tersebut diserahkan kepada warga disana. Putu Arya mengaku tiang bendera tersebut bukan berada di halaman rumah Nuriata tapi berada di mulut gang, tepatnya 25 sampai 30 meter dari rumah Nuriata atau tepatnya di pinggir jalan. 
 
"Yang saya heran nama saya diseret-seret dalam persoalan ini, saya lho ada di Jawa, tidak ada orang konfirmasi ke saya, tapi nama saya muncul di media," ungkapnya menyesalkan.  
 
 
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Cabang DPC Partai Demokrat Denpasar, Handri Liu Windra menegaskan jika kasus perkelahian antara Nurata dan Gung Balang, sempat viral dan disebut dilatarbelakangi penurunan bendera Partai Demokrat.
 
"Realitanya penurunan bendera itu terjadi 3 bulan lalu. Dan salah besar dikatakan bendera itu dipasang di depan rumah Nurata," ujar Handri.
 
Menurut Handri, semula bendera itu dipasang di tiang milik Putu Arya yang letak bendera itu di sebuah gang atau sekitar 30 meter dari rumah Nurata. Bahkan, bendera itu berkibar di pinggir jalan raya Padangsambian Kaja.
 
"Saya juga ingin luruskan, video yang selama ini beredar itu sudah tidak menampilkan keseluruhan. Video itu terpotong jadi seolah Gung Balang memukuli Nurata tanpa perlawanan, padahal kenyataannya tidak begitu,” katanya.
 
Diberitakan sebelumnya, pada hari Sabtu, 9 Pebruari 2019 sekitar pukul 10.30 Wita, Nurata baru selesai membeli rokok dan mengendarai sepeda motor menuju rumahnya. Setibanya di perempatan Pagutan,  Nurata mengarah ke utara melewati Jalan Kebo Iwa Banjar Pagutan, Padangsambian Kaja Denpasar.
 
Gung Balang yang datang tiba-tiba dari arah utara dengan mengendarai sepeda motor langsung menabrak sepeda motor Nurata hingga terjatuh. Saat itu juga, Gung Balang langsung memukul Nurata dengan tangan kosong mengepal dan memukul ke arah wajah korban berkali-kali. 
 
Tak terima dengan perlakuan Gung Balang, usai melakukan visum, Nurata langsung melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian Denpasar Barat sebelum akhirnya kasusny dilimpahkan ke Polresta Denpasar.(BB).


Berita Terkini