Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Beri Kontribusi Warga, Putu Supadma Rudana Dukung Terwujudnya Desa Wisata Lod Tunduh

Senin, 21 Januari 2019

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

ilustrasi nett

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Gianyar. Kehadiran desa wisata dianggap mampu memberikan kontribusi bagi banyak warga. Pasalnya, desa wisata yang menjadi tulang punggung perekonomian warga desa mesti bisa memberikan imbas kesejahteraan ataupun pelestarian budaya lokal yang bernafaskan 'Tri Hita Karana'. 
 
 
Hal itu disampaikan Anggota Komisi X DPR RI, Putu Supadma Rudana (PSR) yang bermitra dengan Kementerian Pariwisata, Kementerian Kebudayaan, Badan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pemuda olahraga, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Perpustakaan Nasional. Menurutnya, desa wisata yang ada di Bali menjadi salah satu ikon di Bali yang dianggap paling berkembang, apalagi keberadaan desa wisata di Bali tidak terlepas dari Desa Pakraman atau Desa Adat. 
 
Untuk itu, Supadma Rudana menyarankan bagaimana stakeholder terkait duduk bersama bagaimana caranya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di desa pakraman yang ada di Bali. Terkait dengan hal itu belum lama ini sejumlah warga Desa Lod Tunduh yang berada di Wilayah Desa Pakraman Glogor, Ubud Gianyar beserta beberapa prajuru dan bendesa adatnya mendatangi Supadma Rudana. Kedatangan mereka bertujuan agar desa mereka bisa diwujudkan menjadi salah satu Desa Wisata yang ada di Bali mengingat potensi Desa Lod Tunduh cukup besar untuk diberdayakan layaknya desa-desa lainnya. 
 
"Kita sambut positif apa yang menjadi keinginan masyarakat yang ingin berpartisipasi langsung memberikan kontribusi di sektor pariwisata. Apalagi di Bali sektor pariwisata dibangun atas kearifan lokal bernafaskan Tri Hita Karana," kata Supadma Rudana di Gianyar kepada awak media, Senin (21/1/2018) sebagai bentuk dukungan apa yang diwacanakan masyarakat Desa Lod Tunduh. 
 
 
Supadma Rudana menjelaskan sebagai perwujudan desa dan budaya Desa Pakraman Glogor memiliki potensi yang luar biasa. Kawasan ini memiliki sungai, tempat suci pura desa, pura dalem, pura puseh dan juga mereka memiliki jalan atau jalur yang cukup strategis dan dekat dengan Ubud serta memiliki akses tambahan kesana yang memang sedang berkembang banyak pembangunan pariwisata. 
 
Ket Foto: Anggota Komisi X DPR RI, Putu Supadma Rudana (PSR) 
 
"Mereka hadir ingin mendapatkan masukan dan sinergi dengan kami. Karena saya di Komisi X DPR RI  tujuannya bersama mitra pariwisata, kementrian kebudayaan, badan ekonomi kreatif, kementrian pemuda olahraga, kementrian riset teknologi dan pendidikan tinggi dan perpustakaan nasional. ingin duduk bersama pertama bagaimana caranya meningkatkan sdm daripada desa pakraman mereka," jelasnya. 
 
Bahkan katanya, Komisi X sudah menyuarakan program ini untuk tahun  2019 dan diharapkan agar pihak kementerian pariwisata ataupun kementerian terkait lainnya untuk memberikan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan kepariwisataan baik tentang konsep desa wisata ataupun konsep sadar wisata. Yang kedua, lanjut Supadma Rudana juga mendorong agar tempat suci mereka bisa dijadikan penunjang pariwisata.  
 
 
"Kita bisa lihat contohnya Desa Pakraman Monkey Forest, Desa Pakraman Batuan yang tempat sucinya bisa dikunjungi wisatawan mancanegara. Ini bisa mereka contoh untuk dijadikan ikon, bagaimana bisa bersinergi dengan kepariwisataan yang ada sehingga daerah mereka bisa mendapatkan benefit daripada kepariwisataan," ungkap Supadma Rudana.
 
Ia memberi contoh Desa Pakraman Mongkey Forest setiap bulannya bisa memberikan kontribusi sebesar Å”p600 juta atau sekitar Rp7 miliar tiap tahunnya kepada Pemerintah Kabupaten Gianyar. "Kontribusi wisatawan yang datang ke Bali itu 10 persennya dari Gianyar," tegasnya. 
 
Supadma Rudana mengharapkan Desa Wisata Lod Tunduh mampu dikelola secara baik dan yang penting adanya pendampingan kepada masyarakat. Terwujudnya desa wisata bisa dibarengi dengan tumbuhnya ekonomi kreatif yang berbasis alam, warisan budaya, dan SDM.(BB).


Berita Terkini