Alamaaak! Harga Kelapa Butiran 'Anjlok' Petani Menjerit, Dewan Duga Ada Mafia Permainkan Har
Jumat, 18 Januari 2019
Baliberkarya/dok
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Sejak hampir setahun ini harga kelapa butiran di tingkat petani terus merosot. Kondisi tersebut membuat petani kelapa di Jembrana merugi dan ogah memanen buah kelapanya lantaran biaya operasional tidak sebanding dengan hasil penjualan.
Menurut sejumlah petani kelapa di Jembrana, harga kelapa butiran di tingkat petani sejak setahun ini terus merosot tajam. Mulai dari puncaknya yang menembus harga Rp4000 perbutir, terus menurun hingga saat ini terjual dengan harga Rp2000 perbutir.
"Bahkan ada yang membeli dengan harga dibawah dua ribu rupiah perbutirnya. Biasanya ini dibeli oleh pengepul yang petaninya meminjam uang kepada pengepul sebelun panen untuk biaya perawatan kebun atau keperluan lain," ujar Dewa Suwandi, salah seorang petani kelapa asal Desa Yehembang Kauh, Mendoyo, Jumat (18/1/2019).
Dengan harga Rp2000 perbutir, menurutnya petani dipastikan merugi karena biaya produksi sangat tinggi. Dia mencontohkan, ongkos petik kelapa Rp4000 per pohon. Sedangkan ongkos angkut Rp500 per butir. Dengan besarnya biaya produksi, petani belakangan ini engan untuk memanen buah kelapanya karena jika dipaksakan memanen dipastikan merugi.
BACA JUGA : Komit! Ogoh-Ogoh Nyepi Caka 1941, Dilarang Gunakan Styrofoam dan Sound System saat Pengarakan
"Kalaupun ada petani yang memanen buah kelapanya, sudah pasti petani itu telah meminjam uang duluan kepada pengepul," ujarnya dibenarkan sejumlah petani lainnya.
Sejumlah petani mengaku tidak tahu apa penyebab harga kelapa butiran di tingkat petani terus merosot. Namun petani menduga ada permainan harga ditingkat pengepul. Semestinya pada musim penghujan ini harga kelapa butiran di petani mahal karena banyak petani yang kesulitan memanen. Tapi kenyataannya terbalik.
Terkait hal tersebut, sejumlah petani di Jembrana meminta pihak pemerintah atau pihak terkait untuk bergerak membantu petani untuk menstabilkan harga kelapa. Menurut petani, selama ini belum pernah ada gerakan kongkrit pemerintah untuk menstabilkan harga kelapa butiran.
Anggota DPRD Jembrana dari Fraksi Golkar Wayan Suardika mengaku juga sering menerima keluhan dari petani kelapa terkait harga kelapa yang terus menurun. Dia menduga anjloknya harga kelapa hingga sampai setahun diduga ada permaninan nakal di tingkat pengepul.
Karena itu pihaknya mendesak pihak pemerintah, terutama istansi terkait untuk segera bertindak menstabilkan harga. Sehingga petani kelapa di Jembrana tidak merugi. Lakukan pemantauan dan pengecekan ke tingkat pengepul karena kemungkinan besar merosotnya harga kelapa ditingkat petani akibat permainan nakal oknum pengepul.
"Kami duga ada mafia yang mempermainkan harga sehingga petani sangat dirugikan. Ini harus ditindaklanjuti," tegasnya.(BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025