Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

'Komit' Kampanye Kurangi Sampah Plastik, Technoplast Suport 2000 Botol 'Tumbler' di

Senin, 29 Oktober 2018

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Technoplast for Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Technoplast sebagai perusahaan produsen plasticware asli Indonesia, membuktikan komitmennya dibidang pelestarian lingkungan. Kali ini, Technoplast buktikan dukungan terhadap lingkungan melalui komitmennya untuk terus memproduksi peralatan rumah tangga berbahan dasar plastik bukan sekali pakai.
 
 
Terbukti, 2000 botol Technoplast diberikan kepada para peserta delegasi event Our Ocean Conference (OOC) 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)  RI di Nusa Dua, Bali pada tanggal 29 Oktober hingga 30 Oktober 2018. 
 
"2000 botol itu ukuran 750 mili kita berikan cuma-cuma kepada seluruh peserta delegasi, untuk OOC itu Rp150 juta kalau dinominalkan," ujar Dewi Hendrati, selaku GM Marcomm Technoplast, di Denpasar, Senin (29/10).
 
Ket foto : GM Marcomm Tecnoplast Dewi Hendrati
 
Ditegaskannya, pihaknya akan terus gencar mengkampanyekan kepada masyarakat agar tidak menggunakan botol sekali pakai. Untuk botol Technoplast sendiri menurutnya memiliki daya tahan hingga 3 tahun. 
 
"Technoplast tidak pernah memakai plastik sekali pakai. Kita membiasakan masyarakat untuk memakai tumbler minimum usia pakai itu 3 tahun," ucapnya didampingi PR Technoplast Fladila Sari.
 
 
Sebagaimana diketahui, OOC 2018 ini merupakan penyelenggaraan yang kelima kalinya dan pertama kalinya dilaksanakan di Asia. Pada OOC pertama dan kedua di tahun 2014 dan 2015, Amerika Serikat terpilih sebagai tuan rumah. OOC ketiga di tahun 2016 giliran Chile menjadi penyelenggara. Selanjutnya Malta terpilih sebagai tuan rumah OOC keempat di tahun 2017. Setelah Indonesia menjadi tuan rumah di OOC 2018 ini, tahun depan Norwegia yang akan menjadi penyelenggara. 
 
OOC 2018 diikuti oleh multi-stakeholders yang terdiri dari pemerintah, LSM/NGO, sektor swasta, public figure, dan sebagainya. Dalam hal ini, Technoplast sebagai salah satu sektor swasta akan senantiasa turut mendukung berbagai komitmen pemerintah dalam hal kelautan yang dihasilkan dari pertemuan akbar ini. 
 
 
Sampah plastik, menjadi salah satu persoalan negara berkembang yang tiada habisnya. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dengan turut mengajak pihak swasta untuk bersama menyelesaikan permasalahan sampah, dimana tidak dapat dipungkiri sektor swasta juga turut ambil bagian sebagai penghasil sampah. Melansir data dari media daring detik.com (24/10) bahwa Indonesia merupakan negara kedua sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah Cina. 
 
Sampah plastik yang dihasilkan Indonesia sebesar 187,2 juta ton (Jambeck, 2015). Hal ini juga didukung dengan fakta yang didapat dari hasil riset oleh Universitas Udayana dimana, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar nomer dua di dunia. 
 
Hasil riset yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Udayana dengan menggunakan teori CSIRO, bahwa 45 % sampah adalah plastik lunak,15 % plastik keras dan lainnya, kayu, busa, baju dan lainnya. Adapun kategori sampah plastik tersebut terbagi menjadi 3 (tiga), 40 % merupakan plastik kemasan berlabel, 17 % sedotan dan 15 % plastik kresek.
 
Sementara itu, seperti yang dinyatakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti saat memimpin Journalist Briefing Our Ocean Our Conference (OOC) 2018 di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu (17/10) lalu menegaskan jika bahwa konferensi tersebut tidak hanya sekedar konferensi biasa.
 
"Kita tidak mau lagi kalau konferensi ini cuma talking-talking only. Omong-omong saja tapi tindakan konkretnya tidak ada. Delivery-nya mana? Our Ocean Conference ke-5 ini betul-betul men-tracking delivery. Kamu dulu komitmen satu juta hektar misalnya. Indonesia ingin mencapai 20 juta hektar by 2020. Sudah janji kita akan mengkonservasi laut kita,” ungkap Menteri Susi.
 
 
 
Menanggapi hal ini, Dewi Hendrati, menyatakan bahwa perusahaan Technoplast sebagai produsen plasticware bukan sekali pakai, serius dalam komitmen menjaga laut dari sampah plastik sekali pakai. 
 
“Kami turut mengkampanyekan program pengurangan penggunaan plastik sekali pakai. Bagaimana caranya? Caranya dengan menumbuhkan kebiasaan penggunaan wadah plastik seperti botol minum dan tempat makan. Walaupun terlihat kecil ini sangat terasa dampaknya. Bayangkan saja, jika ingin minum saja kita harus membeli air minum dalam kemasan. Semakin banyak sampah plastik sekali pakai yang beredar dan tak jarang sampah itu berujung di sungai dan bermuara di laut lepas. Dengan menggunakan wadah plastik secara rutin, hal ini akan berdampak pada pengurangan sampah plastik sekali pakai di laut," tandasnya.
 
Untuk produk Technoplast sendiri menurutnya masyarakat bisa membeli di supermarket semacam Transmart, Giant, dan supermarket besar lainnya. Untuk harga dibanderol kisaran Rp50 ribu sampai Rp200 ribuan. 
 
"Untuk botol itu Rp50 ribu sampai Rp130 ribuan. Dan memang kita baru fokus ke penjualan domestik itu tahun 2017. Sebelumnya kita ke penjualan pasar global dan perbandingannya itu 70-30 kalau sekarang pasar domestik naik di angka 50 persen dari angka pasar global," jelasnya.
 
Meski event OOC berakhir pihaknya mengaku akan terus mengkampanyekan gerakan untuk mengurangi sampah plastik hingga jalan satu tahun kedepan. Karena itu, pihaknya memulai dengan melakukan kerjasama dengan seluruh kementerian seperti kemaritiman dan lain sebagainya melalui dukungan berupa produk. (BB)


Berita Terkini