Tak Hanya Soal Sastra dan Seni, UWRF ke-15 Hadirkan Menteri Susi, Yenny Wahid hingga Marty Natalegaw
Selasa, 16 Oktober 2018
Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Festival sastra, seni, dan budaya yang paling dinantikan yakni Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) ke-15 kembali digelar pada 24 Oktober 2018 hingga 28 Oktober 2018 mendatang di Ubud, Gianyar, Bali.
BACA JUGA : Bawa Ganja Hampir 10 Gram ke Bali, Kok Bisa! Pria Malaysia Ini Diputus Hakim 'Sangat Ringan'
Event yang rencananya akan dihadiri oleh sekitar 180 pembicara festival yang datang dari 30 negara ini dipastikan akan dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti dan pegiat kebebasan beragama Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau dikenal Yenny Wahid putri Abdurrahman Wahid (Gusdur).
Manajer Program UWRF Indonesia I Wayan Juniartha mengungkapkan tahun ini adalah 90 tahun Sumpah Pemuda dan 20 tahun reformasi Indonesia. Karena itu, dalam konteks inilah Yeni Wahid dan tokoh lainnya diundang.
"Kebetulan kita sebagai bangsa menjadi sebuah kekuatan yang diperhitungkan di Asia Tenggara dan dunia kita mau membahas apa itu Indonesia? Secara identitas apa yang menjadi kita sebagai satu bangsa, padahal kita terdiri dari sekian ratus kelompok etnis dan budaya yang berbeda-beda apa yang membuat kita bersatu. Salah satu hal penting kenapa kita tetap bersatu selama 70 tahun karena adanya penghormatan terhadap keragaman kebudayaan, toleransi keberagamaan ini kunci penting," ungkapnya, Selasa (16/10).
Dan bisa dilihat ada tokoh-tokoh penting yang menjaga kerangka ini, imbuhnya, seperti Buya Hamka, Almarhum Gusdur di Nahdatul Ulama (NU), Romo Magnis (Romo Mangun) di Katholik.
"Nah kita tertarik melihat mb Yenny ini selain tokoh yang memperjuangkan pluralitas, memperjuangkan toleransi, kemerdekaan beragama dan berekspresi juga karena beliau seorang perempuan, jadi dalam posisi sangat marjinal seorang perempuan, beliau mampu melakukan banyak hal dan bicara keIndonesiaan ini dan bisa menginspirasi kaum muda sekarang," paparnya.
Ditegaskannya, pihaknya mengundang Yenny Wahid murni sebagai pribadi dan bukan sebagai Tim Sukses. Karena menurutnya Yenny Wahid sudah mengundurkan diri dari jabatan Direktur Wahid Institute. "Jadi tidak ada unsur politik, kami juga tidak mengizinkan upaya-upaya maupun statment untuk mendukung salah satu kandidat presiden dalam panel pun tidak ada," tegasnya.
Yenny Wahid dijadwalkan akan menghadiri UWRF pada tanggal 27 Oktober-28 Oktober, ada sesi tunggal dimana Yenny akan berbicara dalam sesi Againts All Odds untuk mengungkapkan pentingnya toleransi dan multikulturalisme ditengah-tengah fundamentalisme agama.
Selain itu Yenny juga akan hadir bersama seniman patung GWK Nyoman Nuarta dalam sesi The Price of The Freedom.
Tak kalah menarik mantan Duta Besar paling disegani di Indonesia yaitu Marty Natalegawa juga dijadwalkan hadir dalam sesi Does ASEAN Matter? untuk menghadirkan perspektif berbeda mengenai politik di lingkup ASEAN.
UWRF juga diramaikan dengan hadirnya penulis lokal muda Bali yang menggunakan asli Bahasa Bali yaitu Carma Citrawati.
General Manager UWRF Kadek Sri Purnami mengaku sangat bangga bisa mengundang Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti. Jadi kita hanya tidak melulu soal sastra melainkan hal penting lainnya yaitu isu lingkungan, tandasnya. Bahkan Kasubid Mitigasi Bencana Geologi PVMBG wilayah timur Devy Kamil Syahbana dijadwalkan hadir untuk berbicara tentang kondisi Gunung Agung pada khususnya dan isu dimana Indonesia kini yang kerap dilanda bencana karena berada dalam 'ring of fire'.
Ket foto : General Manager UWRF Kadek Sri Purnami
Dengan tema 'Jagadhita' The World We Create, pihaknya memastikan jauh-jauh hari sebelumnya sudah menentukan tema. "Untuk tahun ini Jagadhita, apa yang kita bisa berikan kembali pada orang lain, harmoni yang lebih besar, tentu ada korelasinya. Kita melihat hal apa yang akan kita munculkan tahun ini kan UWRF lebih dilihat untuk melihat keluar dan kedalam, karena situasinya kan seperti ini terlalu banyak hal yang terjadi diluar seperti politik, seperti kok kita gak bisa berteman lagi sepertinya toleransinya kok kurang, hal inilah yang akan kita bahas," jelasnya.
Untuk diketahui bersama event UWRF merupakan perayaan sastra dan seni berkelas dunia yang membawa 180 lebih figur-figur mengagumkan dari 30 negara di seluruh dunia yang akan tampil dalam satu panggung. Mereka akan berbagi kisah, ide dan inspirasi dalam 70 sesi panel diskusi yang akan berlokasi di Taman Baca, Indus Restaurant dan NEKA Museum, Ubud, Gianyar, Bali.
Ada lebih dari 100 program lain yang terdiri dari pemutaran film, peluncuran buku, pameran seni, festival club dan masih banyak lagi. (BB)