Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Duh Gusti! Sebelum Ditemukan Meninggal di Palu, Sukamiarta Sempat Nelpon Ibunya di Kampung

Senin, 01 Oktober 2018

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. “Bu, disini (Palu) terjadi gempa dahsyat. Saya sedang sibuk, tugas membantu para korban gempa. Nanti saya hubungi lagi, doakan saya selamat”, itulah sepenggal kalimat terakhir yang diucapkan oleh Brigadir Gusti Kade Sukamiarta (32), anggota  Sat Lantas Polres Palu melalui telpon kepada ibunya sebelum akhirnya ditemukan meninggal.
 
 
Suasana duka masih nampak dari wajah Gusti Kade Sukadana (65) dan istrinya Ni Gusti Ayu Milih Asih (60), warga Banjar Tengah, Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Keluarga ini berduka lantaran anak keduanya yang menjadi anggota polisi dan bertugas di Sat Lantas Polres Palu turut menjadi korban gempa bumi dan Tsunami beberapa waktu lalu.
 
Ket foto : Korban Brigadir Gusti Kade Sukamiarta semasa hidupnya
 
Kabar duka tersebut mereka dengar dari teman anaknya yang juga seorang anggota polisi kalau anak kesayangannya telah ditemukan meninggal sehari setelah bencana gempa dan tsunami yang melanda Palu, Sulawesi Tengah tersebut.
 
 
Kabar tersebut tentu saja membuat pasutri itu syok dan sangat terpukul. Namun untuk meyakinkannya, mereka berusaha menghubungi anaknya melalui telpon, namun sayang nomer ponsel anaknya tidak bisa dihubungi sama sekali. Akhirnya, merekapun tak kuasa menahan kesedihan setelah anaknya menang benar-benar meninggal.
 
“Saat gempa itu anak saya sempat menelepon mengabarkan di Palu ada gempa dan dia sibuk sedang membantu para korban dan anak saya minta doa biar selamat,” ujar Ni Gusti Ayu Milih Asih, ibu korban, Minggu (30/9).
 
Sambil meneteskan air mata, Ni Gusti Ayu Milih Asih dengan ditemani suaminya menuturkan, saat bencana gempa dan tsunami tersebut anaknya sedang melaksanakan tugas pengamanan perayaan HUT Kota Palu di pinggir pantai.
 
 
“Gempa disertai tsunami terjadinya Jumat, 28 September 2018 sore, namun anak saya kabarnya baru ditemukan meninggal besok sorenya,” ujarnya.
 
Yang membuat kedua orang tuanya sangat terpukul, korban sebelumnya telah berencana pulang ke kampung halamannya sebulan lagi untuk melangsungkan pernikahan. Persiapan juga sudah mulai dilakukan untuk menyambut rencana pernikahan anaknya itu. Namun sayang bencana gempa dan tsunami membatalkan rencana pernikahan lulusan Sekolah Polisi Negara (SPN) Singaraja lulusan tahun 2005. Almarhum semasa hidupnya dikenal baik, suka membantu keluarga dan tetangga.(BB)


Berita Terkini