Deklarasi Pergerakan Mahasiswa, Kapolda Bali Ajak Ribuan Mahasiswa 'Junjung' Tinggi Nilai Ke
Sabtu, 29 September 2018

Humas Polda Bali
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Deklarasi Pergerakan Mahasiswa Merajut Kebangsaan digelar di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Renon, Denpasar, Sabtu (29/9/2018).
Pembacaan dan penandatanganan deklarasi disaksikan langsung oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, Prof. H. Mohamad Nasir, Ak., Ph.D., Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose dan para Rektor se-Bali.
Ada empat poin yang dibacakan sang deklarator diatas pangggung yang ditirukan ribuan mahasiswa. Pertama, kami mahasiswa Bali menyatakan bahwa Pancasila adalah Ideologi Bangsa Indonesia. Kedua, kami mahasiswa Bali menyatakan bahwa UUD 1945 adalah Dasar Negara Republik Indonesia.
Ketiga, kami mahasiswa Bali menyatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah Semboyan Kami sebagai Bangsa Indonesia. Keempat, kami mahasiswa Bali menyatakan bahwa NKRI adalah Harga Mati Bangsa Indonesia.

Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose pun turut berorasi di depan ribuan mahasiswa. Dalam orasinya, Kapolda mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh mahasiswa dan civitas akademika yang telah menyelenggarakan kegiatan deklarasi ini. Menurutnya, kegiatan ini merupakan wujud dukungan dari para mahasiswa dan civitas akademika untuk mendukung stabilitas keamanan negara khususnya di provinsi Bali.
"Saat ini adalah masa dimana berkembangnya “Generasi Z”, kaum milenial yang berkutat pada dunia teknologi sehingga pemahaman akan ideologi perlu ditanamkan karena perkembangan teknologi akan sangat mudah membawa pengaruh bagi pola hidup generasi penerus bangsa," ujar Kapolda Bali.
Mahasiswa sebagai “Generasi Z”, menurutnya, harus menjunjung tinggi konsensus dasar Bangsa Indonesia yaitu : Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa (tidak ada kebenaran yang mendua).
“Saya sangat bangga, mahasiswa Bali memiliki jati diri yang berbeda dengan mahasiswa lainnya yang tidak suka berdemo, tidak mudah terprovokasi dan tidak mudah terpengaruh politik praktis. Sebagai mahasiswa harus menjadikan Bali sebagai The Island Of Student,” kata Kapolda Bali.
Jenderal bintang dua di pundak ini mengajak para mahasiswa untuk menjunjung tinggi tujuh nilai kebangsaan sebagai kristalisasi nilai yang terkandung dalam empat konsensus dasar Bangsa Indonesia yang terdiri dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai demokrasi, nilai keadilan, nilai pluralis dan multi kulturalis serta nilai patriotis.
.jpg)
“Saya dari aparat keamanan bersama menteri dan rektor sangat bersyukur, mahasiswa Bali sampai saat ini tidak ada indikasi yang kami temukan bahwa di Bali tumbuh paham radikal. Sampai saat ini saya tidak melihat mahasiswa maupun mahasiswi di Bali berhubungan dengan jaringan yang menjurus pada terorisme,” tegasnya.
Kapolda juga menyampaikan bahwa Bali akan menjadi tempat berlangsungnya IMF-WB Annual Meeting 2018 yang merupakan event kedua terbesar di dunia yang melibatkan 189 negara dengan lebih dari 25.000 peserta. Menurutnya, IMF-WB ini diperkirakan kembali digelar Indonesia minimal 567 tahun lagi. Selain itu, Indonesia juga akan melaksanakan agenda pesta demokrasi 2019, yaitu Pileg dan Pilpres.
“Untuk itu, para mahasiswa harus netral, tidak mudah terprovokasi dan menjadi alat politik. Mahasiswa tidak ikut menyebarkan berita hoax sehingga Pilpres terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan,” imbuh jenderal lulusan Akpol tahun 1988 ini.
Sementara Prof. H. Mohamad Nasir, Ak., Ph.D. mengatakan, perkembangan dunia begitu dahsyat dan terjadi perubahan yang begitu cepat saat menghadapi revolusi industri 4.0.
“Mahasiswa sebagai generasi muda harus membuang jauh hal-hal yang berbau SARA, Radikalisme dan Intoleransi karena sebentar lagi Indonesia akan memasuki era tinggal landas (Era Revolusi Industri 4.0),” ujarnya.(BB)
Berita Terkini
Berita Terkini


Berita Terpopuler



