Rare Festival III: Gali Potensi Anak, Lestarikan Permainan Tradisional
Rabu, 15 Agustus 2018
Humas Denpasar
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Pemkot Denpasar melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) serta berbagai pihak seperti Yayasan Penggak Men Mersi kembali menggelar Rare Bali Festival III. Kegiatan rutin dua tahun sekali ini sedianya akan dilaksanakan di Lapangan Niti Mandala Renon, mulai 18-19 Agustus mendatang.
Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesra Setda Kota Denpasar, I Made Toya didampingi Kadis P3AP2KB Kota Denpasar, I Gusti Agusng Istri Dharmayanti menjelaskan bahwa pelaksanaan Rare Bali Festival III ini serangkaian HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-73 serta Hari Anak Nasional dan mendukung Denpasar sebagai kota layak anak. Sehingga dengan spirit merawat tunas bangsa tentu kedepanya mampu menciptakan generasi emas Indonesia.
Lebih lanjut dikatakan, nantinya dalam pelaksanaan kegiatan anak-anak dari berbagai kalangan turut dilibatkan dalam kegiatan yang khusus didedikasikan kepada anak-anak ini. Mulai dari jenjang PAUD hingga SMP.
"Dengan pelaksanaan Rare Bali Festival III ini diharapkan mampu menjadi wahana edukasi sekaligus ruang bagi anak-anak untuk berekspresi dalam menggali potensi dan pembentukan karakter anak yang ceria, jujur, disiplin, cerdas, berbudi pekerti luhur serta peka terhadap lingkungan," ujarnya.
BACA JUGA : Bupati Tabanan Dipanggil KPK, Ada Apa Ya?
Klian Yayasan Penggak Men Mersi, Kadek Wahyudita selaku panitia mengatakan bahwa sajian Rare Bali Festival III ini mengangkat tiga bidang poko yang merupakan implementasi dari tema pokok yakni 'Semangat Kota Denpasar Songsong Generasi Anak Indonesia Yang Genius'. Yakni permainan tradisional, seni dan budaya serta literasi sebagai upaya edukasi bagi anak-anak di jalam milenial dengan segala kemajuan teknologi yang ada.
"Saat ini sebagian besar anak-anak dipaksa mengikuti atau melaksanakan kegiatan yang tidak sesuai dengan umurnya, dan cenderung berkutat dengan gadgetnya saja, sehingga anak cenderung tumbuh menjadi pribadi yang individualis, dengan memperkenalkan permainan tradisional yang bersifat kelompok tentu anak-anak mampu tumbuh dengan segala potensi yang ada," ungkapnya.
Adapun pada pelaksanaan Rare Bali Festival II ini dikemas beberapa kegiatan seperti halnya deville budaya rare yang akan diisi dengan ngelawang barong daur ulang, parade seni kontemporer dan nusantara dan parade kostum nusantara. Workshop dengan materi Trashwork dan Permainan Tradisional yang akan diisi oleh Made Bayak dan Made Taro.
BACA JUGA : BNPB: Perlu 2 Tahun Waktu untuk Pulihkan Lombok
Beragam lomba seni dan pemeran seperti halnya lomba mewarnai untuk TK, lomba melukis untuk SD, lomba menyanyi, lomba kreatifitas daur ulang dan lomba mading untuk SMP. Tak hanya itu, dalam kegiatan ini juga turut disediakan pojok bermain serta pojok baca dongeng. Sehingga seluruh kegiatan merupakan aktivitas anak-anak.
Wahyudita berharap, dari pelaksanaan Rare Bali Festival ini mampu menjadi wahana anak-anak sebagai tunas peradaban dalam bermain, belajar dan bergaul. Sehingga nantinya mereka tumbuh menjadi anak yang gesit, empati, berani, unggul dan sehat. Sesuai dengan program Denpasar sebagai Kota Layak Anak. (BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025