Info Gempa Susulan 7,5 SR Hoax, BNPB: Ilmu dan Teknologi 'Belum Bisa Prediksi Gempa'
Minggu, 12 Agustus 2018
ilustrasi nett
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan di sektor pendidikan dari 606 satuan pendidikan terdampak akibat gempa terdapat 3.051 ruang kelas rusak, dimana 1.46 ruang kelas rusak berat, 671 ruang kelas rusak sedang, dan 834 ruang kelas rusak ringan.
BACA JUGA : 392 Warga Meninggal, BNPB: Gempa Susulan Diperkirakan Terus Terjadi Hingga 4 Minggu Kedepan
Sutopo menjelaskan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan pendataan, mendistribusikan bantuan, kampanye kembali ke sekolah, bantuan sosial tanggap darurat untuk sekolah yang rusak, dan menyusun rencana bantuan untuk memulihkan kerusakan dan belajar mengajar di NTB dan Bali.
"Untuk menyelenggarakan sekolah darurat diperlukan 319 unit tenda, dimana 21 tenda sudah terpasang dan kekurangan tenda 298 unit tenda. Total rencana bantuan dari Kemendikbud sebesar Rp 229.248.159.000," jelas Sutopo dalam keterangan tertulisnya yang diterima Baliberkarya.com.
ket foto : himbauan hoax
Sutopo mengungkapkan hingga saat ini gempa susulan masih sering terjadi. Sudah 576 gempa susulan hingga 12/8/2018 pukul 15.00 WITA sejak gempa 7 SR mengguncang wilayah NTB dan sekitarnya. Intensitas gempa susulan kecil. "Diperkirakan gempa susulan ini masih akan terjadi hingga 4 minggu ke depan," ungkapnya.
BACA JUGA : Tak 'Melempem' , Kinerja BPN Bali Dinilai Baik
Sutopo menyayangkan jika di Lombok NTB masih banyak beredar hoax atau informasi menyesatkan di social media yang isinya bahwa nanti malam pukul 22.30 WITA hingga 23.59 WITA diprakirakan kekuatan gempa susulan 7,5 SR dan diharapkan tidak berada di dalam rumah.
ket foto: info hoax
Sutopo menegaskan ada juga hoax yang disebarkan di social media dengan mencantumkan foto dan nama Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB yang berisi bahwa adanya ramalan orang Belanda yang memperingatkan akan ada gempa besar. Planet ini sangat sibuk dengan peristiwa alam gempa dan gunung meletus. Akan terjadi gempabumi dangkal yang besar akan terjadi di Indonesia.
"Itu semua Hoax. Tidak benar. Ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia saat ini belum bisa memprediksi gempa secara pasti dimana, kapan, berapa besar gempanya," tegasnya menepis berita bohong atau hoax tersebut.
Untuk itu, Sutopo berharap jika masyarakat menerima informasi hal itu dalam bentuk apapun akan terjadi gempa dengan menyebutkan waktu, magnitude, lokasi maka pihaknya memastikan itu tidak benar. "Abaikan dan jangan ikut-ikutan menyebarkan," pintanya mengakhiri.(BB).
Berita Terkini
Berita Terkini
OJK Nilai Sektor Keuangan Kuat di Tengah Turbulensi Global
08 Januari 2025
Pohon Jati Tumbang Hantam Truk di Gilimanuk, Sopir Luka-luka
07 Januari 2025