Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Demi Lingkungan, Surani Rela Jual Rumah dan Motor Teliti 'Styrofoam'

Selasa, 07 Agustus 2018

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Semangat dan tekad pengabdian Surani terhadap lingkungan patut kita apresiasi. Kakek dua cucu ini bahkan sampai menjual rumah dan sepeda motornya untuk melakukan riset 'styrofoam'.
 
"Saya sempat gak bisa masak karena gak punya uang untuk beli minyak kompor. Saya akhirnya memakai styrofoam sebagai pengganti kayu bakar agar bisa masak," kenang Surani saat ditemui awak media di Denpasar, Selasa (7/8) di sela-sela acara kelas seni kreatif dari bahan daur ulang styrofoam di SD Saraswati 3 Renon yang digagas PT Trinseo Materials Indonesia, perusahaan material dan produsen plastik, lateks dan karet.
 
Jerih payahnya Surani untuk mengolah sampah styrofoam ternyata tak sia-sia. Bahkan, olahan styrofoam dibuat berbagai produk yang bernilai ekonomi tinggi. Hebatnya, olahan styrofoam menjadi lukisan ternyata banyak peminatnya, bahkan kalangan pejabat. 
 
Peneliti Styrofoam, Surani
 
"Jokowi saat kampanye pilgub DKI, Agus Yudhoyono dan plt. Gubernur DKI Marsono telah membeli karya-karyanya. Bahkan Pak Marsono membeli sebuah lukisan seharga Rp 50 juta," jelas Surani.
 
Perjalanan Surani di dunia styrofoam terbilang cukup panjang sejak 1987 silam. Sehingga namanya lebih dikenal sebagai 'Surani Styrofoam'. Ayah dua anak asal Jepara ini menjelaskan ia memulai dengan riset kecil-kecilan seperti membuat batako dengan mencampur styrofoam. 
 
 
Lalu dikembangkan ke produk lainnya seperti bata, mainan, lukisan dan aneka produk lainnya yang bernilai ekonomi. "Intinya sampah styrofoam bisa diolah menjadi berbagai bahan yang berguna," jelasnya. 
 
Menurut Surania, acara pengolahan styrofoam sangat mudah dan produk hasil styrofoam ini selain ringan, aman dari sisi kesehatan. Styrofoam ditemukan oleh Edward Simon tahun 1839 seorang apoteker Jerman. Surani sendiri sudah melakukan penelitian selama 31 tahun dan sekarang masih berlanjut. Ia juga akan menerbitkan buku terkait styrofoam.  
 
 
"Harus eksperimen, tidak bisa berteori saja. Penelitian saya juga dibiayai oleh CSR beberapa perusahaan besar di Jakarta. Saya juga jual rumah dan motor untuk mendukung riset," tuturnya. 
 
Untuk buku, Surani kini tengah menyiapkan Judulnya "1001 Cara Mengolah Sampah Styrofoam dan Campurannya". Surani mengaku sejauh ini ia belum berpikir untuk mempatenkan hasil karyanya itu. "Kerja seperti ini dengan hati, rela kerja tanpa dibayar," pungkasnya.(BB).


Berita Terkini