Pasar Pekutatan Tahun Ini Revitalisasi, Kualitas Pengerjaan Diragukan
Minggu, 29 Juli 2018
baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Tahun ini Pemkab Jembrana melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan melakukan revitalisasi sejumlah pasar. Salah satunya pasar umum Pekutatan yang berlokasi di Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana.
BACA JUGA : Pemilihan Jegeg Bagus Bali, Gubernur Pastika Harap Lahir Generasi Muda Kreatif dan Inovatif
Bahkan revitalisasi di Pasar Umum Pekutatan sudah dimulai sejak seminggu lalu dengan anggaran Rp738.502.517.17 bersumber dari dana DAK. Sejumlah pedagang juga telah direlokasi ke depan pasar tersebut atau di areal parkir pasar umum Pekutatan. Menurut sejumlah pedagang, relokasi pedagang telah dilakukan sejak seminggu lalu.
“Hari persisnya saya lupa, tapi pedagang yang dibelakang sudah dipindahkan ke depan di tempat parkir sejak seminggu lalu,” terang Amat, salah seorang pedagang emas di pasar tersebut, Minggu (29/7/2018).
Menurutnya, tidak seluruhnya bagunan los dan kios yang ada di pasar Pekutatan direvitaliasi, melainkan hanya beberapa los yang ada di bagian belakang pasar. Hal tersebut karena bagunan los pasar bagian belakang kondisinya sudah tidak layak dan pernah terbakar setahun lalu.
Revitalisasi pasar pekutatan tersebut dikerjakan oleh CV Tri Tunggal Sejahtera sebagai pemenang tender dengan nilai penawaan Rp 738.502.517.17. Masa pengerjaan selama 90 hari kalender terhitung sejak 5 Juli 2018 atau kelar pada awal Oktober 2018.
Pantauan di lokasi, nampak pengerjaannya baru tahap membuatan pondasi dan pemasangan tiang-tiang penyangga. Sejumlah pekerja juga nampak melakukan aktivitas pemasangan batu dan pasir untuk pondasi. Menurut sejumlah pekerja, ke dalam pondasi dari dasar lantai pasar hanya 1 meter. Pada bagian bawah pondasi dipasangi batu dan pasir tampa semen atau batu pasir kosong.
“Bagian bawah memang dipasang batu dan pasir kosong. Nanti diatas itu baru pasangan dengan menggunakan campuran pasir dan semen. Dibawah pasangan batu dan pasir kosong dicor beton terlebih dahulu,” ujar Bambang, salah seorang pekerja proyek asal Desa Pulukan, Pekutatan.
Sayangnya, pasir yang digunakan adalah pasir kali lokal, bukan menggunakan pasir dari Karangasem yang lasim digunakan di proyek-proyek, sehingga diragukan kualitasnya karena tidak memiliki daya rekat jika dipasang tanpa semen. Sementara batu yang digunakan juga batu lokal berbentuk bulat, bukan batu pecahan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Jembrana Made Gede Budiartha membenarkan tahun ini ada beberapa pasar yang direvitalisasi. Revitalisasi dilakukan karena kondisi pasar sudah tidak layak digunakan. Revitalisasi pasar ini menurutnya tahun ini menyasar di Melaya, Lelateng, Berangbang , Pekutatan dan Tegalcangkring.(BB)