'Gunungan' Sampah Terbakar, Warga Protes Minta TPA Peh Ditutup
Selasa, 24 Juli 2018
baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Tumpukan sampah yang menggunung setinggi lebih dari 15 meter di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Peh, Desa Kaliakah, Negara, Selasa (24/7) dinihari sekitar pukul 04.00 Wita terbakar.
Kebakaran sampah tersebut mengepulkan asap yang cukup tebal sehingga menerjang rumah-rumah warga setempat. Kondisi tersebut mendapat protes warga sekitar dan beramai-ramai ke TPA meminta agar TPA Peh ditutup.
Warga mengaku geram dengan kepulan asap sangat mengganggu pernapasan, terlebih di wikayah tersebut banyak anak kecil. Kebakaran sampah menurut warga sudah terjadi tiga kali selama TPA Peh berdiri. Karena itu warga meminta Pemkab Jembrana menutup TPA Peh karena sangat merugikan warga sekitar.
"Intinya kami meminta TPA ini ditutup. Sudah sangat merugikan masyarakat, Pemkab juga harus memperhatikan masyarakat," terang Ketut Witama, warga setempat, Selasa (24/72018)
Bukan itu saja, sejak lama warga sangat keberatan dengan keberadaan TPA itu karena berdampak buruk baik polusi udara (bau) maupun polusi air bawah tanah (sumur) mereka. Bukan itu saja, air yang menggenang di sekitar areal TPA menimbulkan jentik-jentik nyamuk dan warna airnya sangat pekat.
BACA JUGA : Jual Potensi 'Wisata Unggulan' Daerah di Asian Games XVIII, Menpar : Keuntungan Bisa Capai Rp 6 Triliun
Air itu juga mengalir ke sekitar saluran air dan irigasi yang digunakan subak sekitar. Salah satu Krama Subak Tegalasih, Nengah Wisana mmengungkapkan air subak terdampak karena bercampur air rembesan sampah di TPA. Sebagian besar warga di Peh sudah cukup bersabar dengan kondisi tersebut. Namun dengan kejadian kebakaran yang ketiga kalinya ini mereka memgaku sudah tidak kuat.
Mereka mendesak agar pemerintah bertindak sebelum warga anarkis karena dampak TPA ini. Aksi protes ini sempat ditenangkan petugas dari desa dan Dinas Lingkungan Hidup. Warga selanjutnya memilih membubarkan diri setelah mendapat pembagian masker dari BPBD yang sebelumnya diterima oleh Perbekel setempat.
Sementara itu, penyebab kebakaran diperkirakan api berasal dari gas metan yang timbul akibat tumpukan sampah. Sejumlah mobil pemadam kebakaran hilir mudik berusaha memadamkan api. Namun hingga siang asap masih mengepul tinggi dan api masih terlihat membakar sampah.
Perbekel Kaliakah Made Bagiarta mengaku, pihaknya sudah sering menerima keluhan dari warganya terkait keberadaan TPA tersebut. Keluhan warga tersebut juga telah dilaporkan ke Pemkab Jembrana berulang-ulang namun hingga saat ini belum ada solusi untuk mengatasi hal tersebut.
"Saya sudah sering laporkan keluhan warga terkait keberadaan TPA ini. Bahkan Bapak Wakil Bupati sudah dua kali turun ngecek, tapj belum ada solusi yang baik untuk mengatasi masalah ini," ujarnya.
Menurutnya kebakaran sampah di TPA Peh tersebut sudah yang ketiga kalinya dan sulit untuk memadamkan api hanya dengan penyemprotan air lantaran apinya ada di bagian bawah tumpukan sampah. Diperkirakan api baru bisa padam total sekitar tiga sampai satu minggu kedepan.(BB)