Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Hidup Lumpuh di 'Gubug Reot', Mbah Jumiati Harapkan Kursi Roda

Rabu, 18 Juli 2018

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Pandangannya sayu menatap lagit-lagit rumah reodnya. Wajahnya pucat pasi, menggambarkan kepasrahan dan ketidakberdayaan menghadapi nasib yang dialaminya.
 
 
Sesekali dia menghela nafas panjang, kemudian mulutnya sedikit berkemit menyebutkan kalimat, "ya Allah" badannya kurus, tak kuasa bergerak. Hanya jemarinya kadang-kadang bergerak pelan, diiringi senyum sedikit dipaksakan tanda menyapa ke setiap orang yang mengunjunginya. 
 
Itulah penderitaan yang dialami oleh Mbah Jumiati (70). Warga Lingkungan Ketapang, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara ini menghabiskan waktu hanya di tempat tidur. Tergolek lemas tak berdaya di atas kasur buntut dalam rumah reot yang tidak layak huni. Kecil, pengap dan terlihat kumuh.
 
Mbah Jumiati mengalami kelumpuhan sejak 11 bulan lalu akibat terkena serangan stroke. Praktis dia tidak bisa beraktivitas dan hanya menunggu belas kasihan adik kandungnya yang berbaik hati merawatnya dengan penuh kasih sayang. 
 
Sementara Ahmad Sawal (56), adiknya tergolong tidak mampu dan memiliki banyak anak serta banyak cucu dan tinggal serumah.
 
 
 
"Dulu kakak saya (red, Mbah Jumiati) tinggal berpindah-pindah dan berjualan keliling untuk menghidupi tiga anaknya," ujar Ahmad Sawal kepada wartawan yang berkunjung di rumahnya, Rabu (18/7/2018).
 
Ahmad Sawal menuturkan, dulu kakaknya itu memiliki suami dan tiga orang anak. Sewaktu anaknya masih kecil, suaminya sakit-sakitan, hingga akhirnya meninggal dunia. Sepeninggal suaminya, kakaknya itu langsung banting tulang penjadi penjual jajan keliling untuk menghidupi ketiga anaknya yang masih kecil-kecil.
 
"Saat itu kakak saya tinggal berpindah-pindah di kota Negara dengan menumpang sama orang karena tidak memiliki tempat," tutur Ahmad Sawal disamping kakaknya.
 
Atas keuletan berjualan jajan keliling, kakaknya itu berhasil membesarkan ketiga anaknya, meskipun gagal menyekolahkan ketiga anaknya. Hingga akhirnya ketiga anaknya menikah dan memilih tinggal terpisah dengan ibu kandungnya.
 
Petaka itu datang 11 bulan lalu, tutur Ahmad Sawal, kakaknya itu tiba-tiba terkena stroke dan hingga akhirnya lumpuh. Diakui, kakaknya itu kurang mendapatkan perawatan medis karena tidak memiliki biaya. Akhirnya kakaknya itu diboyong ke rumahnya dan ditempatkan di rumah kecil reot di belakang rumahnya.
 
 
"Kini hanya satu keinginan kakak saya. Dia ingin punya kursi roda agar bisa bergerak kalau saya tinggal bekerja. Untuk membeli jelas saya tidak mungkin karena penghasilan saya tidak menentu. Untuk makan saja kembang kempis," ujarnya lirih.
 
Ahmad Sawal berharap, Pemkab Jembrana atau donatur membantu kakaknya berupa kursi roda karena saat ini itu yang dibutuhkan kakaknya agar bisa bergerak, karena sudah jenuh berbaring di tempat tidur. Sebenarnya Dinas Sosial Jembrana sudah pernah melihat kondisi kakaknya dan berjanji akan membantu kursi roda. Namun hingga kini kursi roda itu tak kunjung datang.
 
Lurah Lelateng Kadek Suardana dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan kursi roda untuk Mbah Jumiati ke Pemkab Jembrana beberapa bulan lalu. Demikian juga pihaknya sudah memberi perhatian pada Jumiati. Namun hingga kini memang bantuannya belum turun. Jumiati juga tefdaftar sebagai KK Miskin.(BB)


Berita Terkini