Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

HPI Bali Mengadu ke Dewan, Ketua DPRD akan Panggil Pihak Imigrasi dan Kepolisian

Senin, 30 April 2018

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Permasalahan maraknya guide asing liar di Bali hingga berujung pada tindakan kekerasan yang dilakukan oleh salah seorang guide asing Mandarin terhadap guide lokal hingga kini belum tuntasnya penyelesaian kasusnya. 
 
 
Hal ini membuat jengkel para guide lokal Mandarin yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Bali. Pasalnya, berbagai cara telah dilakukan para guide lokal Mandarin, mulai dari mendatangi pihak Imigrasi Ngurah Rai Bali di Jimbaran, Kuta Selatan hingga mendatangi Polsek Kuta berulang kali.
 
"Sampai saat ini, apa yang kami perjuangkan seakan tidak mendapat respon sama sekali dari pihak Imigrasi maupun dari Polsek Kuta. Karenanya, kami mencoba menyampaikan persoalan yang dihadapi oleh rekan-rekan HPI Bali khususnya di divisi Mandarin terhadap kasus ini langsung kepada Ketua DPRD Bali," ucap Rado Fridsel selaku perwakilan pendamping hukum korban di DPRD Bali, Senin (30/4/2018).
 
Dalam pertemuan di ruang Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama, sekretaris Divisi Mandarin HPI Bali Benny Fonda menjelaskan, pihaknya telah mendapatkan bukti kuat terkait pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu Warga Negara Cina yang bekerja secara ilegal di Bali. 
 
"Dalam hal ini HPI Bali meminta kepada pemerintah bisa lebih sigap dalam mengatasi persoalan tenaga kerja asing. Jangan sampai ini menghadirkan isu yang lebih besar lagi. Padahal, kita tidak sama sekali mencari-cari alasan mendeskreditkan pemerintah. Kita pendukung pemerintah," ungkapnya.
 
 
 
Menanggapai keluhan para guide lokal Bali ini, Adi Wiryatama mengaku sangat prihatin dengan adanya kejadian tersebut. Terlebih yang melakukan adalah tenaga kerja asing khususnya dari Cina. 
 
"Kita prihatin sampai ada masalah kriminalitas terhadap pelaku pariwisata, lebih-lebih dimotori oleh tamu Cina yang jadi Guide. Itukan sudah nggak bener," ujar Adi Wiryatama.
 
Untuk itu, Adi Wiryatama mengajak semua komponen agar bisa saling bersinergi dan berjalan bersama-sama melakukan pengawasan terhadap tenaga asing di Bali. 
 
"Kedepan, kita akan mengajak semua komponen baik HPI, ASITA, Aparat Penegak Hukum, Imigrasi betul-betul on the track," ajaknya.
 
Terkait sikap DPRD Bali, mantan Bupati Tabanan dua periode ini berencana akan memanggil pihak Imigrasi. Pihaknya juga menghimbau kepada keimigrasian dan Polsek Kuta agar segera mengambil tindakan tegas terhadap pelaku termasuk terduga turis asing yang jadi guide sebagai pelaku utamanya yang saat ini masih ditahan di Imigrasi.
 
Menurut Adi Wiryatama, hal itu perlu dilakukan supaya kejadian yang sama tak kembali terjadi. "DPRD Bali menghimbau kepada aparat penegak hukum khususnya Imigrasi yang sudah nyata-nyata dilaporin seperti itu penyalahgunaan keimigrasian, deportasi saja sudah. Tidak perlu diapa-apakan lagi, kalau sudah faktanya nyata. Tetapi khusus yang sedang dalam proses hukum ya ditindak tegas secara hukum yang adil," tegasnya.
 
 
 
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang guide untuk wisatawan Tiongkok, Edy (36) dianiaya oleh temannya sendiri bernama Made Yastono (33) di wilayah Kuta, Kamis (5/4) pukul 21.30 Wita. 
 
Motif penganiayaan tersebut diduga dilatarbelakangi rebutan tamu. Aksi penganiayaan ini berawal pada pukul 21.00 Wita, disaat Mr. Ahui mengajak saksi Aliang untuk bertemu di Warung Kita Jalan Raya Kuta guna menyelesaikan permasalahan tentang guide yang mengambil tamu orang lain tanpa memiliki ijin. 
 
Dalam pertemuan tersebut, terjadi cekcok mulut dengan orang-orang yang di sekitar. Sehingga datang korban Edy berusaha menenangkan situasi.
 
Akibatnya, pelaku yang merupakan rekan - rekannya Ahui itu marah dan langsung memukul Edy. Pelaku pukul menggunakan tangan kosong mengenai mulut korban. Tetapi ada rekannya - rekan mereka yang lain termasuk ahui (guide asing ilegal) ikut terlibat.
 
Ahui disebut - sebut sumber dari permasalahan ini. Pasalnya, Ahui dituding keras menggunakan visa turis untuk melakukan pekerjaan guide Mandarin di Bali. 
 
Sehingga oleh beberapa guide Mandarin lokal yang tergabung dalam HPI menolak keras keberadaannya. Lebih - lebih Ahui kerap menyerobot tamu guide lokal. Mereka juga mendesak kepolisian lebih serius untuk mendalami serangkaian kasus lainnya.(BB).


Berita Terkini