Sesama Guide Mandarin Ribut, Satu Orang jadi Korban
Jumat, 06 April 2018
istimewa
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Badung. Diduga tak terima terhadap sikap para guide (pemandu wisata) Mandarin Ilegal, ratusan orang dari Guide Mandarin mendatangi Mapolsek Kuta pada Kamis (5/4) sekitar pukul 23.40 wita hingga Jumat (6/4) dini hari sekitar pukul 01.30 wita untuk memberikan dukungan moril terhadap salah satu rekannya Edi (L, 36) yang menjadi korban penganiayaan.
"Korban bibirnya bengkak. Tadi sudah visum. Kami buat laporannya. Video buktinya juga ada. Dia dikeroyok 5 sampai 6 orang. Termasuk bosnya dan yang nyuruh ini menyewa orang lokal untuk melakukan penganiayaan," terang Kabid Kesra HPI Yoshua Michael alias Wisnu (L, 49), Jumat (6/4).
Belakangan diketahui bahwa para pelaku yang diperkirakan terdiri dari 6 orang tersebut diantaranya salah satu orang merupakan bos tour dan travel keturunan Tiongkok asal Surabaya berinisial ALN.
Sementara itu salah satu wisatawan asal Hwangdong Tiongkok yang bernama Ahui dituding telah menggunakan visa turis untuk melakukan pekerjaan guide Mandarin di Bali. Sehingga beberapa guide Mandarin lokal yang tergabung dalam HPI menolak keras keberadaannya.
Keduanya, kata Yoshua, ALN dan Ahui diduga menyewa beberapa orang dari ormas di Bali untuk menganiaya salah satu anggotanya atas nama Edi di Warung Kita di Tuban pada Kamis (5/4) malam.
"Kami terus terang terancam dengan guide-guide seperti itu. Terus terang kami punya hak. Kami disini bayar pajak. Tapi dia (Ahui) menggunakan visa turis untuk bekerja sebagai guide Mandarin di Bali. Sering menyerobot tamu. Sebulan disini, lalu balik lagi melakukan lagi seterusnya begitu. Jadi sudah berkali - kali melakukannya," keluhnya.
Selain itu, Ahui diduga kerap menyerobot tamunya. Pihaknya kemudian melakukan pembahasan dalam grup internalnya melalui W-chat. Sayangnya, salah satu oknum dalam grup tersebut kemudian menyampaikan keluhan tersebut kepada Ahui dan ALN. Keduanya lalu mencari Edi yang menjadi korban.
"Kejadian Kamis pagi pukul 09.43 wita. Ahui saat itu membawa 2 orang tamu Penjor menggunakan mobil Alphard DK 34 NU menuju Paragliding. Setelah kami cari tahu guide-nya ternya ilegal. Dan sudah melakukan ini beberapa kali. Dia sempat kabur saat kami kejar," jelasnya.
Berawal dari situlah kemudian diketahui bahwa dugaan Ahui merupakan tenaga kerja asing ilegal memang benar. Kemudian Ahuj dan ALN meminta pertemuan dengan Edi di Warung Kita Tuban. Saat itu Edi datang bersama rekannya.
"Setelah saya share digrup terkait masalah ini. Dan ada teman yang komen. Lalu disampaikanlah kepada Ahui ini. Dia mencari orang yang ngomong digrup Wchat ini disuruh ketemu di warung Kita di Tuban. Ahui membawa bos dan pasukannya. Teman saya dipukul dan dikeroyok 5 sampai 6 orang," jelasnya.
Atas kejadian penganiayaan tersebut pihaknya lantas melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Kuta. Sayangnya dari pihak ALN maupun Ahui tetap bersikeras dan dinilai tidak kooperatif.
"Dia menggunakan visa turis untuk melakukan pekerjaan. Ini nggak bener. Kedua telah melakukan pengananiayaan 5 sampai 6 orang kepada rekan kami. Kami minta mereka diproses kami nggak mau dia seenaknya saja. Kami inginnya dia diproses secara hukum. Ini yang kami ingin beritahukan kepada pemerintah bahwa memang sudah terjadi tenaga kerja asing ilegal yang berusaha cari makan di Bali. Ini sudah melanggar," terangnya.
Kini kasus penganiayaan tersebut ditangani Polsek Kuta.(BB)