Pentingnya Proteksi 'Keamanan Digital' di Internet, Jurnalis Harus Mampu Memverifikasi Infor
Minggu, 04 Maret 2018
baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Maraknya berita palsu, hoaks, atau mis-informasi dan dis-informasi, sejumlah jurnalis di Denpasar mengikuti worskhop 'Google News lab Trainning Journalist' yang digelar oleh Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Indonesia yang bekerjasama dengan Google News Lab dan Internews, di BCIC Denpasar 3-4 Maret 2018.
"Kegiatan ini diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran publik atas pentingnya verifikasi dan koreksi fakta atas semua informasi yang diperoleh di internet," ujar Heru Margianto salah satu pemateri dari AJI Indonesia.
Selama dua hari, para jurnalis dibekali berbagai materi "tools" Google mulai dari memahami bagaimana caranya mencounter berita-berita hoaks, fake news, false news dan berita miring lainnya. Kita diajak untuk menelusuri situs penyebar berita hoaks ataupun penyebar situs yang mencuri konten.
Bahkan seharusnya proteksi bukan hanya sekedar memverifikasi berita hoaks, menurut pemateri lainnya Luhde Suryani, jurnalis juga harus membentengi atau melindungi sistem keamanan digital di internet.
"Terkadang kita tidak melindungi sistem keamanan digital kita, ada 10 cara untuk melindunginya kita bisa melakukan 10 langkah seperti menginstal software jadi harus selalu update, gunakan password kuat, jangan klik link yang mendadak muncul, salin dengan hati-hati ke www.virustotal.com/#/home/url, jangan buka attachment, gunakan anti virus yang mumpuni, VPN (Virtually Private Network), instal aplikasi dan back up data," papar Luhde Suryani.
Pada intinya, kata Luhde prinsip keamanan digital bukan soal 'tool'nya tapi tentang memahami ancaman yang kita hadapi dan cara menghadapinya.
Ditambahkan, Ketua AJI Denpasar Hari Puspita selama ini penyebaran hoaks ataupun isu-isu SARA yang sengaja disebarkan berpusat di Jakarta. Namun entah mengapa isu-isu tersebut selalu dibawa ke Pulau Bali.
Karena itu diharapkan dengan adanya pelatihan ini, para jurnalis di Bali lebih bisa membentengi diri ataupun medianya agar bisa memverifikasikannya kembali.
"Saya percaya semua jurnalis disini (ikut pelatihan) bisa mempraktekannya ketika ada sesuatu atau penyebaran hoaks di Bali, karena itu kita harapkan pelatihan ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin," pintanya.(BB)