Kakin! Ada Rekanan Nawar Proyek Pemerintah Turun 50 Persen dari Pagu
Minggu, 04 Februari 2018
ilustrasi nett
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Sering mendapat sorotan di tahun 2017, penawaran sejumlah proyek lelang di Kabupaten Jembrana ditawar hingga 50 persen. Hal ini masih terjadi memasuki masa lelang awal tahun 2018.
Kendati belum tentu lolos, namun penawaran yang dipasang sangat jauh, bahkan anjlok hingga lebih dari 50 persen dari nilai pagu, sehingga hal ini dinilai tidak wajar.
Dari informasi yang diakses dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Jembrana, sejumlah pengadaan di awal tahun 2018 sudah masuk masa pembuktian kualifikasi.
Pantauan Baliberkarya.com, yang paling terlihat adalah lelang rehabilitasi jaringan irigasi. Dari tiga paket lelang proyek rehabilitasi, hampir ketiga paket tersebut terdapat perusahaan yang menawar hingga 40 persen lebih.
ilustrasi proyek irigasi di Jembrana
Seperti paket proyek rehabilitasi jaringan irigasi Yeh Satang dengan 85 peserta. Dari pagu anggaran Rp2.240.000.000, ada perusahaan yang mengajukan penawaran Rp1 miliar atau turun sekitar 50 persen lebih. Tetapi sebagian besar perusahaan lain mengajukan harga penawaran turun 20 persen.
Begitu juga lelang rehabilitasi jaringan irigasi Tegak Gede, dari pagu Rp2.100.000.000 penawaran terendah Rp1,3 miliar atau lebih dari 30 persen.
BACA JUGA : Diterjang Banjir, Jembatan di Warnasari Ambruk
Sementara Kepala Sub Bagian ULP Jembrana I Ketut Sumawijaya yang dikonfirmasi, Minggu (4/2), mengatakan lelang yang ada penawaran rendah ini masih akan dievaluasi. Bisa saja gugur lantaran tidak lengkap persyaratannya.
Sesuai ketentuan yanga ada, menurutnya harus melalui evaluasi terlebih dahulu dan diteliti. Semua peserta harus menunjukkan bukti sesuai harga yang ditawarkan. Dikhawatirkan jika terjadi tawaran yang sangat rendah akan berdampak pada kualitas hasil pengerjaan.
Kendati belum tentu menang tender, terlihat pemerintah mulai hati-hati. Berkaca pada tahun 2017 lalu, dimana ada beberapa rekanan yang tidak bisa melanjutkan sehingga diputus kontraknya. Akhirnya, proyek irigasi itu dimenangkan dengan harga penawaran rendah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum I Wayan Darwin mengatakan, sejumlah tender sudah dikebut pada bulan Januari ini. Sehingga diharapkan pada Februari mendatang sudah ada pemenang dan mulai dikerjakan. Khususnya untuk dana alokasi khusus (DAK) dari pusat. Sebab, menurutnya di bulan Juni ini harus sudah ada serapan.
Bila sampai Juni ini tidak rampung, menurutnya, pihak Dinas Pekerjaan Umum tidak bertanggungjawab dari kelalaian pihak rekanan. Apabila tidak rampung, maka pembayaran tidak bisa diambil.
"Terkait pengadaan, aturan saat ini sudah bagus. Beda dengan aturan lama dengan sejumlah toleransi sehingga muncul Silpa (sisa lebih anggaran). Tender saat ini kita melalui seleksi ketat, khususnya dengan penawaran turun sangat rendah dan kurang rasional," tandasnya.(BB)