Status Gunung Agung "Simpang Siur", Menteri ESDM Jawab Begini
Kamis, 21 Desember 2017
ist
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Kesimpangsiuran status Gunung Agung dari sejumlah pejabat termasuk pernyataan Menteri Pariwisata Arief Yahya yang menyatakan bahwa status waspada bagi Bali terhadap sektor pariwisata akhirnya ditanggapi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan.
Menteri Jonan menyatakan bahwa status awas Gunung Agung yang ditingkatkan dari siaga sejak beberapa bulan lalu hanya berlaku bagi radius 8 sampai 10 kilometer dari kawah Gunung Agung.
"Diluar itu Bali aman dan tidak ada status apa-apa," ucap Menteri Jonan yang baru tiba dan melakukan kunjungan kerja ke Gardu Induk Pemecutan Kelod, Kamis sore (21/12/2017).
Menanggapi pernyataan Menteri Pariwisata Arief Yahya yang menyatakan bahwa Bali status waspada dilakukan setelah dirinya melakukan pertemuan dengan Menko Luhut Binsar Panjaitan, Jonan menegaskan bahwa apa yang dimaksud waspada adalah berlaku untuk aparatur negara.
"Waspada itu adalah kita sebagai aparatur, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, dan semua pemangku kepentingan. Ini kita semua harus waspada apabila erupsinya lebih besar dan sebagainya. Yang kita maksud seperti itu, jadi diluar 8 sampai 10 kilometer dari kawah statusnya aman," tegas Menteri Jonan.
Saat ditanya apakah berarti Menteri Arief Yahya salah menafsirkan apa yang dimaksud dengan status waspada, Jonan kembali menegaskan bahwa yang perlu waspada adalah seluruh aparatur negara.
"Sekarang gini logika sederhananya, kalau dari kawah Gunung Agung ke Bandara I Gusti Ngurah Rai jaraknya khan sekitar 60 kilometer. Kalau dari kawah Gunung Agung ke wilayah sisi barat pulau Lombok lebih dekat dan nggak sampai 60 kilometer, paling jauh 15 kilometer meskipun lewat laut. Tapi kok disana merasa aman, disini enggak, ini kan persepsi saja, itu," tegas Menteri Jonan lagi.
Menanggapi situasi Bandara I Gusti Ngurah Rai yang terkadang harus buka tutup, Menteri Jonan mengakui jika hal itu bisa terjadi karena abu yang dikeluarkan Gunung Agung mengganggu jalur penerbangan.
Dan tak lupa, Menteri Jonan mengatakan bahwa untuk menunjukkan bahwa Bali benar-benar dalam kondisi aman, Presiden Jokowi berencana melakukan rapat terbatas di Bali.
"Bapak presiden datang melakukan rapat kerja juga dalam rangka untuk menggambarkan bahwa Bali tidak ada-apa, dan status Gunung Agung tidak sampai mempengaruhi seluruh Bali," pungkasnya.(BB).
BACA JUGA :