Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Cegah Paham Radikal, Polda Bali dan BNPT Bentuk 'Komunitas Counter Cyber Terorism'

Rabu, 20 Desember 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Humas Polda Bali

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Direktorat Kriminal khusus Polda Bali bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Rabu, 20 Desember 2017 melaksanakan kegiatan Lokakarya dengan tema "Mencegah Paham Radikal dan Membentuk Komunitas Counter Cyber Terorism" yang di prakarsai oleh unit cyber crime Dit Krimsus Polda Bali bekerja sama dengan BNPT.
 
Wakil Direktur Reskrimsus Polda Bali AKBP Rudi Setiawan SH SiK menyampaikan bahwa gerakan radikalisme muncul dalam kalangan agama yang menginginkan perubahan ideologi Pancasila menjadi ideologi salah satu agama. 
 
Menurutnya, teroris di Indonesia disebabkan oleh adanya informasi di dunia maya (cyberpace) dan ada 3 kecenderungan pengguna internet yakni 80 persenpengguna jejaring sosial, browsing, dan instan massaging adalah remaja dan rentan berpotensi pengaruh propaganda kelompok-kelompok radikalisme. 
 
"Kelompok ini memanfaat dunia maya untuk menghasut, mengajak, kaderisasi sehingga berdampak pada intoleransi," ucapnya.
 
 
 
Dalam kegiatan ini panitia menghadirkan pembicara berkompeten yaitu Danny Z. Siregar,   dari Satgas Penanggulangan Terorism Mabes Polri. Kanit cyber Polda Bali kompol I Wayan Wisnawa Sik Msi dalam acara tersebut menyampaikan materi mengenai bahaya hoax di media sosial, mengetahui dan mengenal bentuk bentuk pemberitan hoax, dan cerdas menggunakan media sosial. 
 
Dalam kesempatan yang sama, satgas anti teror Mabes Polri di wakili oleh AKBP Didik novi rahmanto Sik menyampaikan mengenai perkembangan terorisme di Indonesia dan perubahan sistem perekrutan yang kini menggunakan media sosial dan membuat propoganda dengan isu radikalisme,
 
Sementara, Danny Z Siregar menyampaikan bahwa kegiatan teror sudah tidak lagi secara fisik, juga teror dilakukan melalui media sosial untuk menimbulkan rasa ketakutan dan penyebaran berita hoax Suriah dijadikan preming berita. 
 
 
 
Ia mengakui kelompok-kelompok radikalisme menyebarkan berita hoax yang bersifat propoganda sehingga menimbulkan intoleransi, yang dapat memecah NKRI sehingga itu perlu pemahaman bagaimana mengatasi propaganda melalui media sosial, dan dibutuhkan komunitas counter terhadap propoganda tersebut.
 
Lokakarya diikuti oleh puluhan peserta terdiri dari akademisi/dosen dan mahasiswa informatika dari perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang ada di Bali dengan tujuan untuk membentuk Komunitas Counter Cyber Terorism dan mencegah masuknya paham radikalisme melalui media sosial.(BB).
 
 


Berita Terkini