Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Putar Roda Ekonomi, Pengungsi Gunung Agung Buat Usaha Kreatif

Sabtu, 09 Desember 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Karangasem. Hampir dua bulan sudah bencana Gunung Agung membuat sejumlah warga yang tinggal di lereng gunung setinggi 3.142 mdpl terpaksa ke pos-pos pengungsian. Selama itu pula ekonomi mereka terpuruk tanpa kepastian.
 
Pendapatan mereka mandeg dan roda ‎ekonominya berhenti serta tak ada lagi pemasukan. Kondisi itu membuat para pengungsi memutar otak untuk memutar roda ekonomi mereka.
 
Salah satunya seperti yang dilakukan I Nyoman Suardika. Pria asal Banjar Kesimpang, Desa Besakih yang tinggal di Pos Pengungsian UPT Pertanian Rendang itu membuka sejumlah usaha, salah satunya adalah menjajakan jasa potong rambut. 
 
Ternyata usahanya diminati banyak orang. Ia bersyukur meski berada di pengungsian namun tetap bisa berkreasi mendulang pundi rupiah. Selain menjual jasa potong rambut, Suardika juga menjual kacamata. 
 
Dan ternyata hasilnya lumayan dan banyak yang membeli, utamanya ketika Gunung Agung menyemburkan abu vulkanik. Saban hari, ada saja yang pelanggan yang menggunakan jasanya merapikan rambut. 
 
"Tapi karena sesama pengungsi, jadi bayarnya seikhlasnya saja. Saya tidak mematok tarif. Terserah mereka mau dibayar berapa saja saya syukuri," kata Suardika di Pos Pengungsian UPT Pertanian Rendang, Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Sabtu 9 Desember 2017.
 
 
Awalnya, Suardika belum kepikiran untuk membuka usaha di pengungsian. Namun, karena terdesak ekonomi, ia akhirnya meminta izin kepada petugas di pengungsian untuk membuka usaha. Gayung bersambut. 
 
Ia diperkenankan membuka usaha. Dan bermodal seadanya, ia bangun tenda kecil dari terpal di pengungsian. Jadilah usaha potong rambutnya itu. Suardika sendiri sesungguhnya memang pengusaha kecil-kecilan. Ia menjual kacamata di desanya.
 
"Awalnya saya bingung mau ngapain. Bosan sekali di sini. Tapi, saya akhirnya dapat ide buka usaha di sini. Cukur rambut dan jual kacamata," ungkapnya. 
 
Tak hanya dirinya, beberapa pengungsi pun akhirnya membuka usaha juga di pengungsian. Salah satunya adalah Ni Nyoman Sariasih yang sehari-hari merupakan petani yang menjual sembako di pengungsian. 
 
"Ada uang sedikit, saya putar jual sembako kecil-kecilan. Biar ada kegiatan sekaligus memutar modal," jelas Sariasih menyudahi.(BB).
 
 
BACA JUGA : 


Berita Terkini