Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Pariwisata Bali Kini 'Anjlok dan Kritis', Hunian Hotel Sekitar 12 Persen

Jumat, 08 Desember 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

ilustrasi

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Setelah menikmati masa keemasan pasca bom Bali 2002 silam, pariwisata Bali kini kembali berada dalam kondisi anjlok dan kritis. Apalagi, banyak negara yang selama ini menjadi pemasok wisatawan mengambil langkah ekstrim membatasi warganya ke Bali. 
 
"Pariwisata Bali kini terjun bebas. Turis ke Bali anjlok, hunian hotel berada di posisi terendah rata-rata sekitar 12 persen," kata pelaku sekaligus pengamat ekonomi dan pariwisata Wayan Puspa Negara, SP.,MSi.
 
Menanggapi kondisi pariwasata Bali pasca erupsi Gunung Agung, Puspa bahkan mengaku kondisi ini bisa semakin parah mengingat sejumlah negara yang selama ini banyak memasok wisatawan mulai menutup pintu warganya ke Bali. 
 
 
Parahnya, beberapa negara telah mengambil langkah ekstrim seperti pemerintah Cina menghentikan warganya berkunjung ke Bali hingga akhir Desember 2017, demikian halnya Australia sejak tanggal 27 November 2017 membatalkan semua penerbangan menuju Bali, namun mereka terus memonitor kondisi Gunung Agung. 
 
Pemerintah Singapura melalui Kemenlu-nya bahkan secara tertulis Senin 4 Desember 2017 juga menunda warganya berkunjung ke Bali hingga situasi membaik. Amerika bahkan mengeluarkan Security Message for US Citizens: Mt Agung Volcanic Activity. Himbauan perjalanan (travel advisory) juga dikeluarkan oleh Selandia Baru, Inggris dan Korsel. 
 
"Padahal warga mereka paling banyak berlibur ke Bali sebelum Gunung Agung meletus," jelas Puspa yang juga GM Discovery Shoping Mall Kuta ini.
 
Puspa Negara menilai adanya berita-berita hype tentang Gunung Agung dan penutupan bandara telah mengakibatkan tingkat hunian hotel mencapai titik sangat rendah yakni 12% hingga 20% atau sedikit lebih tinggi dari kejadian pasca bom Bali tahun 2002 yang berada di kisaran 1,13 % hingga 18%. 
 
 
 
Saat ini kondisi pariwisata Bali bisa dikatakan sangat merosot dimana hal ini akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi makro Bali secara meluas. 
 
"Saya berharap tentu tidak sampai terjadi PHK karyawan pariwisata. Dan tidak ada usaha pariwisata yang kolaps," harapnya. 
 
Lebih lanjut Puspa Negara memastikan bahwa kondisi ini akan mengguncang setiap usaha pariwisata baik itu hotel, vila, restoran, pub, bar, spa, travel/biro perjalanan wisata dan objek/atraksi wisata lainya. 
 
Adanya pembatalan kunjungan serta banyaknya turis yang kini meninggalkan Bali secara empirik telah menunjukkan mulai sepinya pusat-pusat tourist favorite di kawasan Kuta seperti Jalan Legian yang biasanya macet kini lengang dan lancar. 
 
 
Demikian halnya kawasan Kayu Aye Seminyak yang terkenal sebagai The World 3rd Best Culinary juga terlihat lengang. Yang memprihatinkan, kata Puspa Negara yakni okupansi hotel ada di kisaran 12% sampai 15%, ini angka yang amat rendah dan kritis. 
 
Sedangkan momentum akhir tahun yang bisanya menjadi "peak season" sepertinya tahun ini tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Terhadap pariwisata Kuta, ia berharap kondisi ini cepat pulih dalam 6 bulan ke depan, dengan cara semua pihak bahu membahu melakukan upaya recovery dengan mengkampanyekan Bali aman dan nyaman. 
 
"Di semua peluang dan media termasuk memberikan kompensasi khusus bagi calon wisman yang mau ke Bali," pinta mantan anggota DPRD Badung ini.(BB).
 


Berita Terkini