'Letusan Besar' Gunung Agung‎ Belum Terjadi, Ini Penjelasan PVMBG!
Rabu, 29 November 2017
ist
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Karangasem. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memprediksi jika Gunung Agung akan meletus dalam hitungan jam setelah dihantam tremor over scale yang berarti tak bisa lagi tercatat karena melebihi kapasitas.
Namun, hingga kini letusan besar atau letusan eksplosif seperti diprediksi belum juga terjadi. Terkait hal itu, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana menjelaskan, ketika terekam gempa vulkanik yang cukup besar beberapa kali, maka dalam hitungan jam bisa diikuti letusan besar.
"Penentunya vulkaniknya, bukan tremor over scale-nya. Tremor yang over scale-nya itu wujud dari letusan itu sendiri," kata Devy di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu 29 November 2017.
Devy mengakui, kemarin telah terjadi letusan dengan skala yang masih rendah. Devy menyebut Volcanic Eruption Index (VEI) sekitar skala II atau bahkan di bawah itu.
"Di Gunung Agung ini sekarang gempa vulkanik beberapa kali saja sudah bisa memicu letusan. Tidak perlu ratusan bahkan ribuan yang terekam seperti September-Oktober. Magnitude-nya ya, bukan amplitudo-nya," sebutnya.
"Dengan magnitude 2 saja sudah bisa memicu letusan. 2 Skala Richter (SR) itu sudah bisa meletus. Kemarin begitu, gempa 2 SR sudah terjadi letusan," tambah dia.
Hal itu, lanjut Devy, karena saat ini Gunung Agung sudah terbuka. Sumbat lava yang terbentuk akibat letusan tahun 1963 berhasil dijebol magma.
"Gempa besar yang bisa kita rasakan pada September-Oktober itu tahap pembukaan celah. Saat itu, kita memprediksi ketika mengalami akselerasi dengan peningkatan eksponensial bisa terjadi letusan. Tapi ternyata tidak terjadi. Itulah kompleksitas gunung api. Tapi ketika energinya cenderung turun, jumlah gempanya cukup banyak," katanya.
Menurutnya lagi, gempa itu merefleksikan dari volume interusi magma. "Saat itu kita hitung ada 39 juta meter kubik. Walaupun dulu energinya berkurang, deformasi cenderung melambat, tapi jangan lupa di perut Gunung Agung sudah terdapat magma yang suatu saat bisa ke luar," teragnya.
Ia mengakui beberapa pihak saat itu menduga letusan Gunung Agung akan terjadi beberapa tahun berikutnya alias tidak jadi meletus. Namun, ternyata terjadi sekarang pada anggal 21 November lalu pukul 17.05 WITA terbuka juga (sumbat lava).
"Ada yang lolos ke permukaan, warnanya abu-abu. Itu artinya sudah ada penerobosan sumbat lava tahun 1963. Lubang baru tercipta dengan diameter 100 meter. Kemudian pada letusan tanggal 25 November lalu diameter lubangnya menjadi 291 meter dan melebar dia serta letusannya lebih besar lagi," tutup Devy.(BB).
BACA JUGA : PVMBG: Berdasarkan Erupsi 1963, 'Awan Panas' Gunung Agung Bisa Sejauh 14 KM ke Tiga Arah