Hati-hati! DB Masih Ada dan Sangat Berbahaya
Minggu, 12 November 2017
ist
Baliberkarya.com-Denpasar. Isu kesehatan masih menjadi topic utama dalam PB3AS Minggu (12/11/2017) di lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar. Masih dalam rangka hari kesehatan nasional yang ke 53 tanggal 12 Nopember 2017, Nyoman Sudiyasa, Kasi Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Prov. Bali, menyampaikan orasi tentang demam berdarah. Ia mengingatkan masyarakat agar selalu hati-hati dengan penyakit demam berdarah. Sampai saat ini demam berdarah masih sangat berbahaya dan belum ada obatnya, yang hanya bisa dilakukan oleh penderita demam berdarah adalah menjaga daya tahan tubuh agar mampu bertahan dari serangan virus demam berdarah tersebut. Untuk pencegahan masyarakat harus bisa terhindar dari gigitan nyamuk pembawa virus yaitu Aedes Aegypti. “Maka dari itu kita harus mampu membrantas perkembangbiakan dari nyamuk tersebut” tambahnya. Caranya dengan secara serentak dan berkala dilakukan pembasmian nyamuk baik dilakukan dengan fogging dan PSN. Semua harus bertindak jangan cuma pemerintah, tapi seluruh masyarakat harus sadar bagaimana caranya mencegah berkembangbiaknya nyamuk penyebar tersebut, pungkasnya.
Selain itu ada juga orator dari masyarakat Denpasar yaitu Bapak Made Brata yang menyoroti masalah kemacetan jalur Denpasar Gilimanuk yang mengusulkan adanya penambahan jalan alternative sehingga kemacetan bisa diurai. Ia juga menyoroti masalah banyaknya gedung-gedung pemerintah yang tidak dimanfaatkan secara maksimal seperti Gedung Lila Buana gedung megah tapi tidak bermanfaat maksimal, gedung Gelanggang Olah Raga Tembau yang kurang perhatian.
PB3AS kali ini dimeriahkan dengan penampilam anak-anak siswa dari SMK PGRI 5 Denpasar dengan Paduan suara, Tari Modern dan Joged Bumbung. Salah satu perwakilan siswa yang melakukan orasi yaitu Gede Ardana Setiawan menyoroti semakin merosotnya pemahaman masyarakat Indonesia terhadap consensus berbangsa khususnya Bhineka Tunggal Ika. Terjadinya tindak kekerasan konflik antar Suku, Ras dan Agama itu lebih banyak diakibatkan oleh kurang pahamnya masyarakat terhadap apa makna dari Bhineka Tunggal Ika. Maka dari itu ia mengingatkan para pemuda untuk kembali mengingat perjuangan para pahlawan yan telah mendirikan bangsa ini, shingga mengetahui apa sebenarnya tujuan dari berdirinya Bangsa dan Negara Republik Indonesia ini.(BB)