Kapolri Ungkap "Cerita Terpendam" Ketika Bom Bali Picu Aksi Teror Lain
Kamis, 26 Oktober 2017
ilustrasi
Baliberkarya.com-Nasional. Kapolri Jenderal Tito Karnavian resmi menyandang gelar Profesor atau Guru Besar PTIK bidang terorisme. Dalam orasi ilmiahnya, dia menceritakan munculnya aksi kekerasan radikal yang semakin menjamur sejak era pemerintahan orde baru.
Kesadaran akan keberadaan dan aktivitas Al Jamaah Al Islamiyah (Jl) mulai muncul setelah terjadinya peristiwa bom Bali tahun 2002 yang diikuti dengan berbagai aksi kekerasan lainnya, kata Tito, Kamis (26/10)2017).
Lanjut Tito, Pemerintahan orde baru yang kala itu dipimpin Presiden Megawati menginginkan peran Polri sebagai aparat penegak hukum dengan membentuk Satuan Tugas Anti Teror atau sering disebut Densus 88 Antitteror.
Sehingga pemerintah membentuk Satuan Tugas Anti Teror yang kemudian berkembang menjadi Detasemen Khusus 88 Anti Teror. Presiden Megawati (saat itu) lebih mengedepankan Polri dalam menghadapi aksi-aksi teror, ujarnya.
Selain itu, kata Tito, dukungan Intelijen serta kerja sama pemerintah Indonesia dengan negara-negara lain mampu menjinakan jaringan Jl. Dengan dukungan Intelijen yang kuat serta kerja sama dengan negara-negara lain, Jl dapat dijinakan, jelasnya.
Sebelumnya, Jenderal Pol. Prof Dr. H. Muhamad Tito Karnavian, MA., Ph.D dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Kepolisian Studi Strategis Kajian Kontra Teorisme STIK - PTIK di Auditorium PTIK, Kamis (26/10/2017).(BB).