Kecewa Rekruitmen Tak Akomodir Tenaga Setempat, 19.000 Warga Sanur Akan Demo Launching RS Bali Manda
Selasa, 24 Oktober 2017
Wid
Baliberkarya.com-Denpasar. Warga bersama tokoh Sanur menyampaikan kekecewaanya atas rekruitmen Rumah Sakit Bali Mandara yang tidak mengakomodir tenaga setempat, sehingga mereka menagih komitmen Pemerintah Provinsi Bali dalam hak mendapatkan pekerjaaan di rumah sakit plat merah tersebut.
Sebagai bentuk kekecewaanya, massa yang terdiri tokoh masyarakat, perangkat desa serta Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) hari ini, Selasa (24/10/2017) mendatangi RS Bali Mandara yang terletak di Baypas Sanur itu.
Kedatangan mereka dilakukan usai batalnya kehadiran Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta dalam pertemuan yang telah diagendakan di Kantor YPS. Parahnya, pertemuan dengan pihak RS Bali Mandara pun berakhir tanpa hasil.
Massa yang kecewa berat mengaku ribuan masyarakat Sanur akan menghadiri launching Rumah Sakit Bali Mandara, pada Sabtu (28/10/2017) mendatang. Kehadiran masyarakat tersebut sebagai bentuk demo atas wanprestasi pemerintah propinsi terkait rekrutmen pegawai. Pasalnya, dari 500an rekrutmen tak lebih dari 7 orang saja yang diterima oleh pihak RS milik Pemprop Bali itu.
Ketua YPS, Ida Bagus Gede Sidharta Putra, yang mengawali pembicaraan pertemuan, menyampaikan maksud kedatangan mereka ke RS Bali Mandara. "Kami bukan mengemis, namun kami hanya meminta komitmen dari pihak pemerintah terkait hak mendapat pekerjaan di RS Bali Mandara," ucapnya.
Menurutnya, Sanur sebagai wilayah di Denpasar memiliki lembaga kemasyarakatan YPS. Pihak desa pun memiliki kesepakatan bahwa investasi di Sanur harus melibatkan masyarakat Sanur.
"Minimal 40 persen pekerjanya adalah masyarakat Sanur. Bahkan beberapa usaha komposisi pekerjanya 90 persen dari masyarakat Sanur. Kami hanya minta jatah 10 persen saja di Bali Mandara sesuai pertemuan," tegasnya.
Wakil Ketua YPS yang membidangi khusus masalah RS Bali Mandara, I Gusti Alit Kencana, menyatakan pihaknya sejak awal sudah sangat fleksibel. Bahkan, pihaknya pun telah mengirimkan nama sebanyak 280 orang dari berbagai skill untuk mengisi lowongan sesuai pembicaraan. "Kami telah bertemu pihak BKD, tapi responnya sangat tidak menyenangkan," sentilnya.
Ia mengaku, pihak RS Bali Mandara bukan tidak memberikan jatah, namun jatah yang diberikan hanya 7 orang saja. Itupun untuk tenaga sopir dan perawat yang ternyata 4 orang bukan asli Sanur.
"Kami tidak mengancam, namun sekitar 19.000 masyarakat akan hadir saat launching sebagai bentuk kekecewaan," tandasnya.
Anggota DPRD Kota Denpasar, Wayan Mariyana Wandira, menyatakan dukungan masyarakat Sanur yang luar biasa terhadap pembangunan RS Bali Mandara.
"Saat di daerah lain pembangunan ditolak, pembangunan RS Bali Mandara sangat lancar tanpa hambatan. Tapi kok sekarang perlakuannya seperti ini," jelasnya kecewa.
Terkait kekecewaan warga dan para tokoh Sanur ini, Plt Direktur RS Bali Bandara, Dr Bagus Darmayasa, SPOG menerima perwakilan dan aspirasi masyarakat Sanur. Namun, ia mengaku tak memiliki otoritas terkait persoalan ini.
"Saya selaku Plt tak memiliki wewenang. Namun saya siap memfasilitasi untuk bertemu dengan Gubernur Bali," janjinya.
Mendengar jawaban tersebut, salah seorang tokoh Sanur, Anak Agung Bagus Amertajaya secara spontan mengambil alih pembicaraan. Ia menilai pertemuan tersebut tak bisa memberikan keputusan yang diharapkan. "Kita lihat saja berikutnya, yang terjadi biarlah terjadi," ucapnya kesal sambil mengakhiri pertemuan tersebut.(BB).