Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Waspada! Gunung Agung Diguncang Dua Kali Gempa 'Tremor Non-harmonic'

Rabu, 18 Oktober 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Karangasem. Hari ke-22 sejak ditetapkan status Awas, aktivitas di bawah perut Gunung Agung hingga kini masih tetap tinggi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum melihat ada tanda-tanda penurunan aktivitas Gunung Agung tersebut.

Meski sudah hampir satu bulan namun rekomendasi PVMBG tetap sama yakni menetapkan gunung setinggi 3.142 mdpl yang terletak di Kabupaten Karangasem itu berada pada level IV atau berstatus Awas.

‎"Aktivitasnya masih relatif tinggi. Aktivitasnya masih di level IV, masih awas. Rekomendasi kita masih sama agar masyarakat tidak beraktivitas di dalam radius 9 kilometer dan perluasan area ke arah‎ utara, timur laut, tenggara selatan, barat daya sejauh 12 kilometer‎," kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu 18 Oktober 2017.

Devy mengakui kemarin ada asap sulfatara terpantau dengan ketinggian 300-500 meter. Hari ini, asap yang merupakan indikasi pelepasan gas itu terpantau setinggi 200 meter.

BACA JUGA :
 

Sementara itu, Devy mengaku dari laporan pengamatan PMVBG mulai pukul 06.00 WITA-12.00 WITA gempa tremor non-harmonic tercatat dua kali kali mengguncang Gunung Agung dengan durasi 88-140 detik.

‎"Untuk ketinggian asap masih lebih rendah dari yang pernah teramati oleh kami. Paling tinggi yang kita amati pada 7 Oktober 2017 setinggi 1.500 meter," ucap Devy.

Lebih jauh Devy menjelaskan bahwa curah hujan tinggi hanya berpengaruh pada ketebalan asap sulfatara saja, tidak pada tekanannya. Menurutnya, intensitas hujan bisa mempengaruhi ketebalan asap karena air hujan yang masuk dipanaskan, stim dari magma sehingga ketika masuk air, dia berubah jadi putih.

"Tapi kalau tekanan itu tidak dipengaruhi air hujan. Tekanan itu dipengaruhi magma dari dalam yang masih kuat menekan," jelasnya mengakhiri.(BB).


Berita Terkini