Diterjang Banjir Bandang, Tanggul Sungai Pergung Jebol
Selasa, 17 Oktober 2017
Baliberkarya
Baliberkarya.com-Jembrana. Hujan deras yang mengguyur kawasan Jembrana kemarin sore hingga tengah malam, mengakibatkan terjadinya banjir bandang di sejumlah titik.
Diantaranya terjadi di wilayah Kecamatan Mendoyo. Hujan deras tersebut mengakibatkan banjir bandang di Sungai Pergung, Selasa (17/10) dini hari. Bahkan sungai yang menjadi pembatas Desa Mendoyo Dangin Tukad dengan Desa Pergung tersebut tidak kuat menampung volume air.
Kondisi tersebut menyebabkan tanggul sungai Pergung jebol pada sisi barat. Bahkan jebolnya di dua titik sepanjang sekitar 50 meter. Kondisi ini menyebabkan hektaran tanaman palawija di Subak Pecelengan Pedukuhan, Desa Mendoyo Dauh Tukad terancam gagal panen.
Pasalnya, dengan jebolnya tanggul sungai Pergung tersebut, air sungai bercampur lumpur dan sampah meluap masuk ke areal persawahan milik petani di subak tersebut. Padahal pada musim ini hektaran sawah di subak tersebut berisi tanaman palawija, seperti kedele, kacang dan lainnya.
"Air sungai sangat besar masuk ke sawah-sawah petani. Itu karena tanggul sungai jebol. Tanaman kedele petani terencam lumpur, dipastikan tidak bisa dipanen,” ujar Putu Sumagiyasa, salah seorang warga setempat, Selasa (17/10/2017).
Menurutnya, tanggul sungai Pergung jebol di dua titik pada sisi barat sungai sepanjang sekitar 50 meter, terjadi dini hari tadi sekitar pukul 01.30 Wita karena air sungai meluap akibat turunnya hujan deras.
Perbekel Mendoyo Dangin Tukad Igusti Agung Kade Bambang Sumitra dikonfirmasi melalui telpon membenarkan hal tersebut. Bahkan pihaknya sudah turun ke lokasi untuk mengecek serta telah melaporkannya kepada Pemkab Jembrana.
Lanjutnya, tanggul Sungai Pergung tersebut jebol disisi barat pada dua titik sepanjang 50 meter lebih. Titip jobol pertama pada ujung timur proyek batu bronjong yang baru beberapa bulan selesai dikerjakan.
"Pada titik ini panjangnya jebol sekitar 25 meter lebih. Akibatnya air sungai bercampur lumpur dan sampah masuk ke sawah-sawah warga,” terangnya.
Sedang titik jebol kedua terjadi sekitar 1 KM di sebelah selatan titik jebol pertama. Panjang jebolnya hampir sama dengan titik pertama, yakni sekitar 25 meter lebih. Pada titik jebol kedua air sungai juga masuk ke sawah-sawah warga yang berisi tanaman palawija.
Terkait bencana tersebut, pihaknya meminta pihak pemerintah segera melakukan penanganan karena jika tidak ditangani hektaran sawah milik petani tidak bisa berproduksi. Bahkan bisa menjadi lahan tidur.
"Perbaikannya juga harus keseluruhan di sepanjang alur sungai. Kalau hanya setengah-setengah tidak akan maksimal karena jika terjadi banjir akan jebol lagi. Sepanjang alur sungai harus dibangun batu bronjong biar aman,” tutupnya.(BB)