Diameter Kawah Gunung Agung Kini "Melebar" Sudah Mencapai 900 Meter
Senin, 09 Oktober 2017
ilustrasi
Baliberkarya.com-Karangasem. Tingginya curah hujan yang terjadi beberapa hari ini di wilayah Karangasem memicu reaksi dari timbulnya gas solfatara berupa uap atau asap putih.
Hal itu juga berdampak pada tekanan yang begitu kuat dari solfatara naik ke atas sehingga membuat pelebaran pada dinding kawah Gunung Agung.
"Informasi terakhir dari pendaki PVMBG, kawah gunung Agung lebarnya sudah mencapai diameter 900 meter," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gede Suantika, Senin (9/10/2017).
Menurutnya, pengaruh intensitas hujan tinggi selama tiga hari terakhir menjadi pemicu asap putih hingga sempat mencapai 1.500 meter. Namun itu hal itu, terang Suantika, terjadi hanya sesaat dan tidak berlangsung lama.
"Saat ini belum terjadi abu vulkanik dan ini hanya asap putih (solfatara) akibat curah hujan di kawah Gunung Agung yang cukup tinggi," terang Suantika.
Suantika menjelaskan akibat dasar kawah yang cukup panas yang disertai tingginya curah hujan yang berakumulasi ke dasar kawah, sehingga timbulnya pelepasan asap yang membumbung tinggi.
"Asap putih yang keluar ini seperti uap air yang mendominasi, yang apabila berada di dekat asap putih ini sangat berbahaya," jelasnya.
Suantika mengakui, sebelumnya gas solfatara terlihat dari pos pantau pukul 20.45 WITA dengan kumpulan asap putih dengan ketinggian diperkirakan mencapai 1.500 meter dari puncak Gunung Agung.
Sekali lagi Suantika menegaskan, jika aktivitas kegempaan Gunung Agung bukanlah hal yang memicu reaksi dari timbulnya gas solfatara hingga melambung tinggi malam itu.
"Hingga saat ini, status Gunung Agung masih tetap awas dengan kondisi kegempaan masih kritis dimana total vulkanik dalam per harinya di angka 500 hingga 600 kali per hari," tutup Suantika.(BB).