Tepis Bali Tak Aman Gunung Agung Awas, Bali 10's Rugby Digelar Diikuti 10 Negara
Senin, 09 Oktober 2017
Baliberkarya
Baliberkarya.com-Badung. Untuk menepis informasi tak benar dan Bali aman dikunjungi meski Gunung Agung berstatus Awas, akhirnya event bertaraf internasional di gelar di Bali. Setelah pagelaran Bali Run di atas tol sukses digelar kemarin, kali ini turnamen Rugby yang bertajuk Bali 10's Rugby akan digelar di lapangan Gelora Samudra Kuta tanggal 14-15 Oktober 2017 mendatang.
Permainan Rugby merupakan sejenis permainan sepak bola tim yang dimainkan oleh dua tim, saat ini belum begitu poluler di Bali. Padahal olahraga ini sudah mulai diperkenalkan di Bali sejak tahun 1995, namun saat itu, sebagian besar pemainnya dari kalangan expatriat.
Nah, untuk lebih memperkenalkan lagi permainan Rugby kepada masyarakat Bali pada 14 Oktober mendatang, akan diadakan pertandingan persahabatan yaitu Bali 10's Rugby yang akan dilaksanakan di lapangan Samudra Kuta, Badung. Apalagi "Sport Tourism" belakangan memang sedang digelorakan di Bali.
36 tim internasional dari 10 negara akan memeriahkan event bergengsi ini diantaranya Singapore, Australia, Malaysia, Filipina, Selandia Baru, Brunei Darussalam, Dubai, Indonesia sebagai tuan rumah, dan beberapa negara laainnya. Turnamen ini merupakan hasil kerjasama antara Karma Resort dengan Bali Rugby Club.
Marketing Karma Resort Mark Thomson dalam pemaparannya, Senin (9/10) memaparkan turnamen ini sebagai dukungan pihaknya terhadap Bali. Apalagi Karma sudah ada di bali selama dua puluh tahunan. Menurutnya, pelaksanaan turnamen itu akan memberi dampak positif terhadap perkembangan pariwisata Bali, apalagi pariwisata Bali kini dihadapkan dengan sebuah isu negatif berkaitan dengan aktivitas Gunung Agung.
"Walaupun ada aktivitas Gunung Agung, pariwisata Bali masih aman. Buktinya walau sudah mendengar kabar itu, hingga saat ini belum ada tim peserta turnamen yang membatalkan kedatangannya," tegasnya.
Sementara itu, Koordinator tim Denim McHardy menjelaskan total terdapat 36 tim yang akan berlaga dalam turnamen ini. Dipilihnya Kuta sebagai lokasi pelaksanaan karena Kuta adalah wilayah sentral pariwisata sehingga sangatlah strategis untuk melaksanakan kegiatan ini.
Selain itu, masyarakat Kuta juga sangat mendukung event ini dengan ditunjukkan dengan dukungan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kuta tersebut. Ketua LPM Kuta, Gusti Agung Made Agung tidak memungkiri apa yang disampaikan Denim tersebut dimana turnamen ini dilaksanakan untuk menggairahkan pariwisata olahraga dengan mengundang team dari luar negeri. Dengan demikian, diharapkan nantinya bisa menarik perhatian wisatawan luar untuk berpartisipasi maupun menonton.
Made Agung meyakini kalau pelaksanaan turnamen semacam itu akan memberi dampak positif terhadap perkembangan pariwisata, khususnya di Kuta. Sebab, selain mengikuti turnamen, datangnya para peserta dipastikan sekaligus untuk berlibur sehingga berdampak positif bagi sektor pariwisata.
"Melalui turnamen ini, para peserta yang belum mengenal Kuta, akan menjadi kenal. Sementara masyarakat Bali atau Kuta yang awalnya tidak mengenal olahraga rugby, oleh adanya turnamen ini akan kenal terhadap rugby," paparnya.
Selain itu, kata Made Agung, pelaksanaan turnamen itu juga akan menjadi jawaban atas pertanyaan tentang kondisi pariwisata di tengah level awas Gunung Agung. Dimana pulau dewata saat ini masihlah aman untuk dikunjungi oleh para wisatawan.
"Turnamen ini adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Intinya Bali masih aman untuk dikunjungi," tandasnya.
Sementara, salah satu pemain Rugby asal Bali, Wira Ditta Lokantara, menyambut positif pelaksanaan turnamen tersebut. Selain lebih memasyarakatkan rugby, pelaksanaan turnamen tersebut diharapkannya juga bisa digunakan sebagai media promosi pariwisata.
"Ini akan menjadi turnamen rugby terbesar di Bali," imbuhnya sembari mengatakan kalau secara perkembangan, olahraga rugby di Bali memang belum terlalu dikenal oleh masyarakat. Walau sesungguhnya rugby di Bali sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1955.
"Peminatnya sebenarnya ada banyak. Bahkan selain Jakarta dan Papua, Bali adalah salah satu sentral pengembangan rugby di Indonesia. Hanya saja kami akui, hingga saat ini pemainnya masih sedikit," ungkapnnya.
Salah satu kendalanya yaitu ketersediaan pelatih dan bahasa. Namun demikian dirinya meyakini bahwa rugby akan segera bisa lebih dikenal oleh masyarakat. Apalagi olahraga tersebut saat ini sudah memiliki pengurus, baik di tingkat provinsi ataupun sejumlah kabupaten.
Sedangkan sebagai bukti komitmen sosial Karma Resort, pelaksanaan turnamen itu juga dijadikan sebagai ajang pelaksaan aksi sosial. Dalam turnamen juga akan dilakukan pengumpulan donasi, untuk selanjutnya disalurkan kepada pengungsi Gunung Agung.(BB).