Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

BNPB : Tak Dapat Diprediksi Kapan Gunung Agung Akan Meletus

Rabu, 04 Oktober 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

KS

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Karangasem. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan meski Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali yang naik status Awas sejak Jumat 22 September 2017 sekitar pukul 20.30 Wita, namun gunung berapi aktif setinggi 3.014 mdpl itu hingga tidak dapat diprediksikan kapan akan meletus.

"Gunung Agung tidak dapat diprediksikan kapan akan meletus, sedangkan Gunung Sinabung tidak dapat diprediksikan kapan akan berhenti meletus. Ada ketidakpastian dari kedua gunung tersebut," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Rabu 4 Oktober 2017.

Gunung Agung, ucap Sutopo, hingga saat ini belum meletus dan kegempaan yang terjadi masih intensif dan mengalami fluktuatif. Sementara, tidak ada tanda-tanda aktivitas menurun. Gempa vulkanik yang sering  terjadi menunjukkan ketidakstabilan aktivitas gunungapi.

"Di kawah Gunung Agung sudah terbentuk rekahan dan keluar asap putih dengan tekanan lemah. Secara visual belum terlihat tanda-tanda Gunung Agung meletus. Tidak dapat dipastikan kapan akan meletus," ungkapnya.

Sutopo mengaku di kawah Gunung Agung sudah terbentuk rekahan dan keluar asap putih dengan tekanan lemah. Secara visual belum terlihat tanda-tanda Gunung Agung meletus. Tidak dapat dipastikan kapan akan meletus. Ia menerangkan radius yang ditetapkan PVMBG untuk dikosongkan dari aktivitas masyarakat adalah di dalam radius 9 kilometer dan 12 kilometer di sektor utara - timur laut dan tenggara - selatan - barat daya.

BACA JUGA :
 

Sutopo menegaskan adanya pengosongan wilayah berkonsekuensi terjadi pengungsian. Pengungsi di Gunung Agung tercatat 141.213 jiwa di 416 titik pengungsian yang tersebar di 9 kabupaten/kota di Bali pada 4/10/2017 pukul 12.00 Wita. Sekitar 2.600 jiwa pengungsi dari desa yang aman telah kembali ke rumahnya.

"Sesungguhnya di dalam radius berbahaya hanya 28 desa dengan jumlah penduduk sekitar 70.000 jiwa yang harus mengungsi. Namun ternyata masyarakat yang mengungsi berasal dari 78 desa, dimana 50 desa adalah desa aman. Gubernur Bali telah menghimbau masyarakat yang berasal dari 50 desa aman untuk kembali ke rumahnya," tegas Sutopo mengakhiri.(BB).


Berita Terkini