Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Kabarkan Gunung Agung Meletus, 6 Sirine di Radius Berbahaya Akan 'Berbunyi Keras'

Sabtu, 30 September 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Humas BNPB

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Karangasem. Untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat jika Gunung Agung meletus dan membahayakan masyarakat, maka BNPB telah memasang 6 sirine di enam titik di sekeliling radius berbahaya dari Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Bali. 

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan sirine ini dikenal dengan nama iRaditif (iCast Rapid Deployment Notification System) yang merupakan sirine mobile yang dapat dipindahkan dengan kendaraan. BNPB mendatangkan secara khusus dari Gudang Peralatan BNPB di Sentul  Bogor ke Karangasem setelah Gunung Agung naik status Awas.

Bunyi sirine ini, kata Sutopo, mampu menjangkau radius 2 kilometer, bahkan dapat lebih jauh jika suara terbawa angin. Menurutnya, tujuan pemasangan sirine ini adalah memberikan peringatan tanda bahaya dari letusan Gunung Agung kepada masyarakat.

"Sirine ini hampir mirip dengan sirine tsunami, namun dapat dipindahkan. Jadi bukan mendeteksi gunung akan meletus, tapi hanya mengkhabarkan bunyi sirine sebagai tanda ada bahaya," ucap Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/9/2017).

Sutopo mengungkapkan enam lokasi sirine terdapat di Polsek Selat, Polsek Rendang, Pos Polisi Tianyar, Polsek Kubu, Koramil Kota Karangasem, dan Koramil Abang. Mekanisme kerjanya manual. Sirine dibunyikan oleh petugas atau operator sirine setelah mendapat perintah dari petugas di Posko Utama Tanah Ampo Karangasem.

  

"Posko terhubung dengan Pos Pengamatan Gunung Agung yang memberikan informasi tentang bahaya letusan. Petugas posko didukung analisis data lainnya memberikan perintah kepada operator sirine untuk membunyikan sirine," ungkapnya.

Lebih jauh Sutopo menjelaskan bahwa komunikasi dilakukan dengan radio komunikasi (HT) dan handphone. Agar terkoneksikan semua jaringan komunikasi antara operator sirine, posko, dan pos pengamatan Gunung Agung maka BNPB memasang beberapa repeater dan rig untuk radio komunikasi.

BACA JUGA :
 

Ia mengaku BNPB masih menyiapkan sistem pengendali otomatis untuk membunyikan sirine. Sistem pengendali otomatis ini sudah banyak dipasang pada sirine peringatan dini tsunami. Kendalanya adalah belum semua lokasi bisa dijangkau radio komunikasi.

Selain itu, lanjut Sutopo, BNPB telah memasang rambu-rambu peringatan bahaya di 54 titik. Rambu ini adalah pemberitahuan kepada masyarakat posisinya terhadap radius berbahaya Gunung Agung.

"Rambu peringatan ini tertulis "Saat ini Anda berada di radius 9 kilometer dari puncak Gunung Agung". Atau tulisan lainnya yang bertujuan memberikan peringatan dan himbauan kepada masyarakat," tegasnya.(BB).


Berita Terkini