Gunung Agung Awas! 5 Pengungsi Dinyatakan Meninggal, Puluhan Jalani Rawat Inap
Sabtu, 30 September 2017
ist
Baliberkarya.com-Karangasem. Pasca ditetapkannya status Gunung Agung menjadi awas sejak 10 hari lalu, terhitung kini sudah lima orang pengungsi dinyatakan meninggal dunia karena sakit
Bahkan, semalam dua orang pengungsi dilaporkan meninggal dunia diantaranya Francisco Munes Dos Santos (48) yang merupakan pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karangasem, menghembuskan nafas dipengungsiannya di Denpasar.
Informasi yang berkembang menyebutkan, pria berstatus PNS ini meninggal akibat serangan jantung. Selama dalam pengungsian, pria kelahiran Maubara Timor Timur itu bolak balik dari Senin 25 sampai Kamis 28 September 2017 dari Dalung ke tempatnya bekerja di Karangasem.
Sebelum meninggal, korban bahkan sempat mengeluhkan badan pegal-pegal dan kecapean. Saat ini, jenazah almarhum dititip di RSAD Sudirman Denpasar.
Kabar duka juga datang dari posko pengungsian di kabupaten Bangli. Semalam, salah seorang pengungsi asal Nongan, Rendang Karangsem, I Gusti Agung Made Dudun (78) meninggal dan kini dibawa pulang jenazahnya ke desa asal untuk dilaksanakan upacara pengabenan.
Saat akan dibawa pulang, pihak keluarga sempat diingatkan agar dititipkan di ruang instalasi pemulasaraan jenasah RSUD Bangli, mengingat wilayahnya masuk dalam zona radius daerah rawan.
Kasubag Hukum, Humas dan Pemasaran RSUD Bangli, I Nyoman Purnamawati SH,Mh, mengungkapkan pasien sampai diruang IGD di RSUD Bangli sekitar pukul 17.30 WITA diantar oleh petugas dari Puskesmas Rendang dengan diagnose penyakit Pneumonia Unspecified (sesak nafas).
"Pasien meninggal sekitar pukul 20.30 WITA setelah sempat ditangani tim medis. Pasien tiba sudah dalam kondisi kritis alami Pneumonia Unspecified," ungkapnya.
Menurutnya, pihak keluarga sudah membawa pulang jenazah pagi hari untuk diupacarai di desa. Menurutnya, hingga saat ini sebanyak 24 pasien dari pengungsi menjalani rawat inap dan dari jumlah itu enam diantaranya sudah diperbolehkan pulang ke pengungsian karena kondisi mulai membaik.
Dia mengaku untuk masalah biaya selama menjalani rawat inap, pasien ada yang mengantongi Kartu Jaminan Kesehatan Nasional dan ada pula pasien yang tidak membawa atau belum memiliki JKN/KIS.
"Prioritas utama kita adalah bagaimana melayani mereka dengan cepat untuk masalah berkaitan dengan pembiayaan itu urusan di belakang," tegasnya.(BB).