19 Anak Pengungsi di Buleleng Tingkat SMA Masuk 'Sekolah Favorit'
Kamis, 28 September 2017
ist
Baliberkarya.com-Buleleng. SMAN 1 Singaraja yang menjadi salah satu sekolah favorit di Bali itu kini jadi prioritas penempatan bagi anak pengungsi yang berstatus pelajar setingkat SMA asal Karangasem.
Total jumlah anak-anak sekolah dari Karangasem, khususnya Kecamatan Kubu yang mengungsi, mulai dari jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK sudah mencapai 800 siswa lebih, yang tersebar di 9 Kecamatan di Kabupaten Buleleng.
Ratusan anak-anak sekolah yang mengungsi ini, sudah mulai menikmati pendidikan sejak Senin (25/9) lalu hingga saat ini. Namun kabar baiknya, ada 19 anak yang berada di tingkat SMA/SMK justru berhasil ditempatkan di sekolah unggulan yang berlokasi di jantung kota Singaraja Kabupaten Buleleng.
Kendati setatus mereka titipan dan sebagian ada statusnya pindahan. Namun dari uji kelayakan, ke 19 anak ini bisa diterima di SMAN 1 Singaraja. Bahkan, kebanyakan dari mereka berasal dari siswa titipan SMAN 2 Amlapura sebanyak 14 siswa, SMAN 1 Amlapura sebanyak 2 siswa, SMAN 1 Kubu sebanyak 2 siswa, dan SMA Swastyastu Amlapura sebanyak 1 siswa.
Menurut Putu Wisnu Arya Candra salah seorang siswa Karangasem yang kini mengungsi dan bersekolah di SMAN 1 Singaraja. menuturkan dirinya bersekolah di SMAN 1 Singaraja berstatus titipan. Menurut Candra, ia sudah mulai bersekolah sejak Senin (25/9) lalu dengan mengikuti proses belajar yang sudah berlangsung di SMAN 1 Singaraja.
"Proses belajarnya suruh ikut saja, apa disini materinya kami ikuti. Kalau lewat materinya, kita ikuti saja. Kalau materi belajar di Kubu memang belakangan sedikit dengan SMAN 1 Singaraja disini, ya jadi kami ikuti saja proses disini. Kalau buku, sama. Buku paket dan LKS juga sama," ujar Candra yang merupakan siswa SMAN 1 Kubu.
Waka Bidang Kurikulum SMAN 1 Singaraja, Made Sudana menjelaskan, proses penerimaan siswa yang terdampak atau pengungsi bencana Gunung Agung dari Karangasem ke SMAN 1 Singaraja ini, dilakukan dengan menyesuaikan daya tampung siswa. Selain itu, empat sekolah asal sebelumnya harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SMAN 1 Singaraja.
"Dari hari senin awalnya dimulai 3 siswa, per hari ini (Kamis (28/9) sudah ada 20 siswa yang masuk. Tapi, 1 anak terpaksa tidak diterima di sekolah ini, karena beda kurikulum. Acuan kami, menerima harus dengan kurikulum yang sama. Melihat itu, kami menerima 19 siswa," ungkap Sudana.
Menurut Sudana, ia masih menunggu instruksi dari Dinas Pendidikan Provinsi Bali untuk langkah kedepannya. Jikapun masih terbuka, lanjut Sudana, SMAN 1 Singaraja hanya mempunyai kapasitas daya tampung 50 siswa pengungsi, itupun telah disesuaikan dengan ruang dan sarana dan prasarana lainnya.(BB).