Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Warga Sulit Dievakuasi Meski Ancaman Gunung Meletus. Ini Alasannya!

Kamis, 28 September 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

KS

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Karangasem. Penanganan bencana di Indonesia itu unik dan khas. Teori-teori penanggulangan bencana yang kebanyakan diadopsi dari Barat seperti yang ada di text book seringkali tidak berlaku di Indonesia. Sesungguhnya Indonesia adalah laboratorium bencana dengan segala kekhasannya. Bukan super market bencana.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan menangani pengungsi itu tidak mudah. Jalur kultural seringkali justru lebih efektif daripada melalui struktural. Begitu pula dalam menangani masyarakat yang harus mengungsi dari ancaman gunung meletus.

Seringkali masyarakat sulit untuk dievakuasi dari tempat tinggalnya. Bahkan saat gunungnya sudah meletus pun, masyarakat tetap bertahan tidak mau dievakuasi dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah menjaga sapi.

"Kita masih ingat, saat erupsi Gunung Merapi pada Oktober hingga November 2010, korban meninggal dunia mencapai 277 jiwa. Sebagian masyarakat yang tidak mau mengungsi karena menjaga sapi," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Kamis 28 September 2017.

Menurut Sutopo, sapi adalah aset berharga bagi masyarakat. Bahkan sapi telah menjadi bagian hidup dan kultur bagi masyarakat di sekitar gunung. Itulah yang menyebabkan sulitnya masyarakat tidak mau mengungsi.

BACA JUGA :
 

Saat Gunung Agung naik status Awas pun, sebagian masyarakat tetap bertahan tidak mau mengungsi dengan alasan menjaga ternak, salah satunya sapi.

"Saat masyarakat sudah mengungsi pun, saat pagi-siang hari kembali ke rumahnya untuk menengok dan memenuhi kebutuhan pangan ternaknya, yang kemudian malam tidur di pengungsian," terangnya.(BB).


Berita Terkini