Perekonomian Bali Lesu, Kredit Macet Meningkat Tajam Hingga Mencapai 1000 Orang Lebih
Rabu, 13 September 2017
ist
Baliberkarya.com-Denpasar. Lesunya perekonomian dunia sehingga berdampak terhadap perekonomian di Indonesia termasuk juga di Bali. Akibat lesunya perekonomian di Bali berdampak terhadap kredit macet di Bali meningkat tajam yang mencapai 1000 orang lebih.
Hal itu disampaikan Kepala Balai Lelang Bali Indonesia (BLBI) I Wayan Laya SH dalam Workshop dan Sosialisasi Mekanisme dan Prosedur Lelang di Denpasar, Rabu (13/9/2017).
Menurutnya, pertemuan BLBI dengan seluruh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) se Bali ini dilaksanakan lantaran Balai Lelang Bali ingin menyamakan persepsi dengan seluruh BPR yang ada di Bali terutamanya tentang kredit - kredit yang bermasalah.
Ia mengakui banyak BPR di Bali yang belum mengerti apabila banyak kredit yang bermasalah atau macet, sehingga kehadiran Balai Lelang diperlukan untuk bisa menjelaskan, membina dan melatih seluruh BPR yang ada di Bali agar bisa memahami arah kredit yang telah disalurkan setelah nantinya one prestasi dan berakhir berujung macet.
"Kita di Balai Lelang Bali memberikan pembinaan dalam pra lelang seperti turun kelapangan, mengarahkan kepada debitur bank yang kreditnya macet kemudian agar yang bersangkutan bersedia untuk membayar, kemudian langkah solusi yang kita berikan seperti untuk menjual asetnya sendiri, atau meminjam kepada Bank lain lewat LPD maupun koperasi, dengan demikian di Balai lelang Bali bisa terpenuhi artinya dari kredit yang macet 10 yang disetorkan ke kami dari pihak bank kita selesaikan di pra lelang antara 5 atau 7 bisa selesai," kata Wayan Laya.
Wayan Laya mengungkapkan jika dalam pembinaan terhadap seluruh lembaga Perbankan ditingkat BPR bertujuan agar BPR mengerti dan memahami begitu kreditnya macet seluruhnya adalah melalui Balai Lelang Bali akan melakukan pembinaan dan apabila dihasil akhir tidak sesuai dengan harapannya.
Ia menjelaskan nantinya akan ada lembaga eksekusi yang bernama pelayanan kekayaan negara dan lelang, serta akan teruskan ke KPKNL setempat apabila yang bersangkutan tetap tidak bisa di bina BLBI.
"Kredit macet yang ada di Bali yang disetorkan ke kami ada sekitar ratusan di tingkat BPR aja sekitar 400 debitur, kemudian ditingkat bank umum melebihi dari 400, ini disebabkan karena ekonomi yang sekarang ini tidak bagus terutama di Bali dikarenakan perputaran uang di Bali tidak berdenyut dan peredaran juga tidak bagus seperti orang yang sebelumnya bisa membeli tanah sekarang tidak ada yang bisa," jelasnya.
BLBI, kata Wayan Laya berterusterang jika sekarang lelang yang bisa ditangani baru dibawah 1 miliar sementara di tahun 2013 pihaknya masih mampu mencapai 1 miliar lebih. Hal ini dikarenakan saat ini ekonomi sedang memburuk sehingga menurunkan nilai beli dan ditambah lagi semakin hari semakin memburuk dengan begitu banyak kredit macet mengalir ke BLBI.
Untuk bisa menyelesaikan permasalahan tersebut di Bali, maka pihak Perbankan khususnya BPR yang ada di Bali harus meningkatkan kinerjanya bersama Balai Lelang Bali agar bisa terselamatkan dan perekonomian di Bali bisa berjalan normal dan utuh sehingga lembaga Perbankan di Bali kembali bisa dipercaya oleh masyarakat Bali.
"Kalau dilihat dari peningkatan ditahun 2013 kredit macetnya mencapai 300, lalu naik di 2014 menjadi 600 terus di 2015 mencapai 700 kemudian di 2016 naiknya cukup tajam mencapai di atas 1000 orang dikarenakan faktor ekonomi tadi. Mungkin sekarang pemerintah sedang meratakan masyarakat ekonomi kebawah sehingga masyarakat ekonomi menengah keatas yang hendak membeli aset properti merasa kesulitan di Bali namun kedepannya harapan kami dari Balai lelang bisa mensejajarkan sehingga properti di Bali bisa bergerak kembali," tegasnya mengakhiri.(BB).