Selamat! Gianyar Terpilih Kabupaten Satu-Satunya Jadi Kota Pusaka di Dunia
Senin, 11 September 2017
Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Gianyar. Dinilai berhasil dalam menjaga, merawat warisan budaya dan pusaka nenek moyang, Kabupaten Gianyar diharapkan menjadi contoh Kota Pusaka di Indonesia.
"Kita berharap Gianyar bisa menjadi contoh dan teladan bagi 500 Walikota/Bupati dan Gubernur di seluruh Indonesia dalam hal pelestarian warisan nenek moyang," ucap Ketua BPPI (Badan Pelestarian Pusaka Indonesia) Hashim Djojohadikusumo usai pembukaan International Conference of National Trusts (ICNT) ke-17 di Museum Subak, Pantai Masceti Gianyar, Senin (11/9/2017)
Hashim menuturkan saat ini baru tiga kota/kabupaten di Indonesia yang tercatat sebagai kota pusaka dunia dari 298 kota di berbagai belahan dunia.
"Hanya tiga kota/kabupaten yang diakui sebagai kota pusaka yakni Surakarta, Denpasar dan Gianyar," tuturnya.
Menurut Hashim, Gianyar sendiri boleh dikatakan menjadi satu-satunya kabupaten yang meraih penghargaan kota pusaka dunia, lantaran pengakuan itu sesungguhnya untuk sebuah kota. Selain itu, Gianyar dipilih menjadi tuan rumah ICNT karena dinilai mampu menjaga kearifan lokal seperti subak, tarian Bali dan budaya lainnya yang merupakan warisan nenek moyang.
"Saya melihat banyak manfaat yang didapat dari kegiatan ICNT ini. Dengan ditunjuknya Gianyar sebagai penyelenggara konferensi internasional ke-17 ini, kita juga bisa belajar dari para tokoh internasional yang hadir bagaimana cara merawat, menjaga dan melestarikan warisan budaya yang dimiliki daerah lain di dunia," jelasnya.
Lebih jauh Hashim mengungkapkan terkait warisan pusaka mencakup hal-hal yang luas berupa landskap, tanah, udara, laut, sungai atau pun dampak negatif dari perubahan iklim yang terjadi saat ini. Sesuai tema konferensi “Menjaga budaya dan kelestarian lingkungan hidup”, menurutnya Bali memiliki peran khusus dalam hal pelestarian warisan budaya dan pusaka nenek moyang karena masyarakatnya terkenal dengan budaya, lingkungan dan sejarah.
"Yang menjadi tantangan besar ke depan adalah bagaimana seluruh kabupaten/kota di Indonesia dapat menjaga warisan pusaka ini, karena sampai saat ini dari 514 kabupaten/kota baru tiga yang masuk dalam warisan pusaka dunia," ungkapnya.
BACA JUGA :
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia International Conference of National Trusts (ICNT) ke-17, Catrini Pratihari Kubontubuh menyatakan persoalan ke depan bukan sebatas kepercayaan sebagai kota pusaka itu melainkan bagaimana bisa menjaga, merawat dan mengimplementasikannya.
Ia berharap Bali khususnya Gianyar bisa terus menjaga budaya dan pusaka untuk menjadi bagian dari solusi dunia dalam melestarikan lingkungan yang berkelanjutan. Catrini mengaku dalam berbagai pertemuan ada usulan agar Bali bisa menjadi World Heritage Island.
Tidak jauh berbeda juga disampaikan Bupati Gianyar AAG Beratha yang berharap ke depan bukan hanya Gianyar tapi seluruh kabupaten di Bali jadi kota pusaka.
Sementara itu, ICNT ke-17 yang diikuti sekitar 300 peserta dari 30 negara ini akan berlangsung selama lima hari mulai Senin (11/9) hingga 15 September 2017 mendatang. Usai pembukaan di Museum Subak, Pantai Masceti Gianyar, seluruh delegasi disuguhkan dengan kegiatan budaya adu ayam, permainan layang-layang serta pelepasan tukik di Pantai Masceti.(BB).
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025