Jaring Emiten Berinvestasi, Bursa Efek Indonesia Gelar "Publik Expose" di Unud
Kamis, 07 September 2017
baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Dalam mendorong pertumbuhan pasar modal di Indonesia berbagai upaya dilakukan Bursa Efek Indonesia. Untuk peningkatan jumlah emiten dari sisi suplai dengan melakukan sosialisasi menjaring calon emiten agar mau berinvestasi di pasar modal.
"Dari sisi demand atau investor yaitu dengan melakukan publik expose marathon seperti kegiatan hari ini. Dimana kita datang ke daerah, cari investor retail yang ingin bekerjasama dengan anggota bursa," ujar Vice President (Head of Research and Development) Bursa Efek Indonesia, Verdi Ikhwan disela publik expose di Universitas Udayana Denpasar, Kamis (7/9/2017).
Menurut Verdi, publik expose ini bertujuan untuk mempertemukan emiten dengan para investornya. Serta untuk mengetahui soal seluk beluk pasar modal.
"Kalau dari infrastruktur kami juga lakukan seperti kita upgrade sistem perdagangan kita. Contohnya di Thailand, mereka sukses lakukan perdagangan karena mereka memiliki mobile trading. Tapi sebenarnya kita sudah punya, tapi mungkin dari akses dan kecepatan perlu dibenahi lagi," ungkap Verdi.
Ia mengaku juga melakukan perubahan-perubahan dari segi mikro pasar modal seperti, harga ataupun perubahan di bidang kebijakan yang mendukung pertumbuhan investor.
BACA JUGA :
"Perubahan ini berimbas pada posisi Indonesia di Asean. Kalau dari market share Indonesia berada di posisi kedua, sedangkan dari nilai transaksi berada di posisi ketiga," jelasnya.
Verdi menyebutkan transaksi pasar modal Indonesia dinilai cukup tinggi karena adanya transaksi retail meskipun tidak sebesar investor lembaga atau institusi.
"Dari nilai transaksi yang Rp7 triliun, 30 persennya transaksi retail. Masih kurang dibandingkan dengan Thailand yang transaksi detailnya mencapai 60 persen. Kita inginnya transaksi retail mencapai 50 persen," harapnya.
Verdi menjelaskan tahun 2017 ini merupakan tahun yang penuh rekor di pasar modal Indonesia. Pasalnya beberapa saat yang lalu indeks harga saham mencapai rekor tertinggi di Rp5.900.
Hal itu, kata Verdi, dibarengi dengan pesatnya nilai transaksi dengan frekuensinya yang tercatat sampai dengan 300 ribu kali per hari, sementara nilai transaksi Rp 7,4 triliun per hari.
"Peningkatan juga ditunjukkan dari jumlah investor dalam dua tahun terakhir yang meningkat 30 persen. Kalau tidak salah saat ini jumlah investor telah mencapai 600 ribu dengan yang aktif tiap harinya mencapai 350 ribu sampai 400 ribu investor," tandasnya mengakhiri.(BB).
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025