Mereka bakal membangun lapangan tenis di bawah air. Tidak main-main, Dubaimenyiapkan dana hingga US$ 2,5 milyar atau Rp 34 trilun untuk merealisasikan bangunan ini dengan tenor pembangunan selama 5 tahun.
Bila terealisasi, tempat ini bakal menjadi venue pameran dunia 2020. Perhelatan ini diharapkan mampu sedot 25 juta wisatawan ke Abu Dhabi.
Seperti dari elite traveler, Arsitek asal Polandia, Krystztof Kotala dari rumah desain 8+8 telah mengejukan proposal membangun kompleks megah di bawah teluk persia di tengah dua bangunan megah Burj Al Arab dan Palm Jumeirah.
Dalam cetak biru, kompleks lapangan tenis ini memiliki tujuh lapangan dengan atap kaca yang didesain seperti batu karang untuk membangun ilusi nyata seperti berada di dasar laut.
Hanya saja, ide ini bangunan penuh risiko. Menurut Sara Fray dari Direktur Teknik dan Lembaga Konsultan Teknik Arsitektur dan Pengembang di London menyatakan, untuk membuat langit-langit transparan diperlukan panel-panel khusus setidaknya dengan lebar 108 kaki dan beratnya mungkin mencapai 100 ton agar terhindar dari kebocoran.
Selain itu, Fray juga mempertanyakan kekuatan bangunan di dalam air ini dalam menahan gempa bumi dan tsunami. Akses keluar darurat pun menjadi hal yang krusial.
Di samping itu, pertanyaan yang tidak kalah penting, apakah pemain tenis mampu bermain di dasar laut karena menurutnya akan sangat sulit mengontrol pembiasan cahaya di dasar laut.
Terkait masalah konstruksi yang dinilai rentan, Kotala menjamin bangunan ini aman, termasuk langit-langit kaca yang menimbulkan keraguan banyak pihak.
Menurut dia, masalah utama terletak pada tiang penyangga antara kaca untuk membangun bangunan yang kedap udara.
"Dalam hal desain kaca, tidak ada keraguan, 95% masalah dalam proyek ini sudah selesai saat ini juga," tandasnya.(BB/Acom).