Kenken Ne! Tender Proyek-proyek di Jembrana Tercium "Bau Amis"
Senin, 07 Agustus 2017
Ilustrasi
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Belakangan ini bau amis tercium dari pelaksanaan tender proyek APBD Kabupaten Jembrana. Persaingan tidak sehat mulai kelihatan dalam tender proyek tersebut, sehingga ada proyek yang ditawar sangat rendah dengan angka yang tidak masuk akal.
Kondisi ini mendapat perhatian serius Ketua Komisi C DPRD Jembrana, Ida Bagus Susrama. Dikatakan dengan sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) memudahkan dan lebih transparan.
Dikatakan perusahaan mana saja yang sesuai persyaratan bisa mengikuti bahkan dengan penawaran yang sangat rendah sekalipun. Namun dalam seleksi sebelum menentukan pemenang, ULP dituntut untuk teliti dan melakukan cek ricek terutama bagi peserta lelang yang menawar sangat rendah.
BACA JUGA:
Selain berita acara administrasi, ULP juga membuat berita acara ke lapangan untuk cek dan ricek lagi kepada pihak ketiga yang penawarannya rendah sebelum menetapkan pemenang tender.
Hal itu untuk antisipasi bila terjadi sesuatu hal dalam pelaksanaan kegiatan dan menghindari pihak rekanan wanprestasi kontrak.
Susrama menilai perencanaan yang telah dibuat pemerintah hingga muncul nilai Pagu, sudah sesuai. Sebab, semua item harga satuan hingga biaya tenaga juga berdasarkan SK Bupati.
Dikatakan perencanaan tidak ada yang meleset. Ketika ada penawaran sangat rendah ULP harus cek ricek sampai ke lapangan.
Ketika muncul penawaran rendah misalnya hingga 40 persen dari nilai Pagu. ULP agar turun mengecek hingga ke pihak penyuplai atau toko yang menyediakan item barang tersebut.
Juga dibuatkan surat pernyataan sanggup menyediakan bahan yang digunakan hingga pekerjaan rampung dengan nilai yang dimaksud.
Berdasarkan pemantauan di LPSE Kabupaten Jembrana, sejumlah lelang dimenangkan pihak ketiga dengan penawaran rendah hingga 40 persen.
Seperti di sejumlah proyek rehabilitasi jaringan irigasi TA 2017 ini. Dari belasan paket rehabilitasi jaringan irigasi itu diantaranya ada penawaran 40 bahkan hingga lebih dari 50 persen. Misalnya jaringan irigasi Tegak Gede dengan Pagu Rp 527,2 juta dimenangkan dengan Rp 268,1 juta (50 persen).
Kemudian ada jaringan irigasi Telepus dari pagu Rp 800 juta dimenangkan senilai Rp 373,2 juta, jaringan irigasi Tibu Beleng dari pagu Rp 1,025 Miliar dimenangkan senilai Rp 477 juta.
Upaya ini juga untuk menjamin pekerjaan selesai dan antisipasi wanprestasi dari pihak rekanan. Sehingga kualitas hasil pekerjaan sesuai yang diharapkan dan tidak asal-asalan.
Selain tender, Komisi C juga mendorong agar anggaran untuk dana rutin pemeliharaan yang nantinya dikerjakan swakelola agar ditambah. Hal ini juga untuk mempercepat penanganan ketika terjadi kerusakan fasilitas umum yang bersifat pemeliharaan seperti drainase jebol, trotoar bolong, dan lain-lain yang perlu segera perbaikan. Demikian juga dengan melihat kondisi alam, memungkinkan terjadi kerusakan.
"Harus kita perkirakan, agar ditambah menjadi Rp 1 Miliar,” terangnya.
Nilai tersebut bertambah Rp 200 juta dari sebelumnya Rp 800 juta per tahun. Dengan jumlah tersebut dimaksudkan rata di masing-masing kecamatan (lima kecamatan) mendapat dana pemeliharaan Rp 200 juta.(BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025