Aplikasi Terapi Insomnia Akan Segera Hadir
Selasa, 25 Juli 2017
Ilustrasi
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com - Internasional. Kabar gembira buat Anda yang mengalami insomnia, karena para peneliti tengah mengembangkan sebuah aplikasi untuk terapi sulit tidur melalui web atau online.
Uji coba klinis baru-baru ini menemukan bahwa pengobatan berbasis web untuk insomnia efektif untuk membantu orang mendapatkan lebih banyak tidur.
Dalam penelitian itu, dibandingkan dengan orang-orang yang tidak mendapat terapi, mereka yang berpartisipasi dalam kelompok perawatan online tertidur lebih cepat, terbangun lebih sedikit pada malam hari dan melaporkan insomnia yang kurang parah setelah menyelesaikan perawatan.
BACA JUGA:
Jenis terapi yang disebut terapi perilaku kognitif untuk insomnia ini, dianggap sebagai rekomendasi "lini pertama" untuk penderita insomnia kronis, yaitu insomnia yang berlangsung lebih dari satu bulan.
Terapi ini berfokus pada perubahan bagaimana orang memikirkan insomnia mereka, dengan mengatasi pemikiran dan perilaku bermasalah yang diyakini telah berkembang sebagai respons terhadap insomnia akut. Penelitian ini dipublikasikan pada November 2016 di jurnal JAMA Psychiatry.
Jutaan orang di Amerika Serikat memiliki insomnia, namun ada beberapa dokter yang dilatih untuk memberikan terapi yang ternyata efektif ini. Dari sinilah peneliti mendapat gagasan untuk menjadikan terapi itu dapat diakses secara online.
Dalam penelitian ini, 303 orang dewasa dengan insomnia kronis ditugaskan mengikuti terapi. Kelompok terapi ini menyelesaikan program terapi interaktif enam minggu secara online, di mana mereka login beberapa kali dalam seminggu, dan membaca dan mengerjakan tugas pekerjaan rumah.
Orang-orang dalam penelitian tersebut menanggapi kuesioner tentang insomnia mereka dan juga menyimpan buku harian tidur selama masa studi. Setelah sembilan minggu, orang-orang dalam kelompok terapi melaporkan peningkatan yang lebih besar dalam tidur mereka daripada mereka yang tidak menjalani terapi. Dan setelah enam bulan sampai satu tahun, perbaikan semakin meningkat.
Sebagai contoh, para peneliti menemukan bahwa setelah satu tahun, 70 persen orang dalam kelompok terapi dianggap sebagai "responden pengobatan," yang berarti bahwa tingkat keparahan insomnia mereka menurun setidaknya 7 poin pada kuesioner yang disebut Insomnia Severity Index (ISI), yang mengukur tingkat keparahan insomnia pada skala 28 poin.
Temuan ini menunjukkan bahwa terapi yang disebut CBT-I berbasis internet tersebut dapat menjangkau jumlah orang yang tidak terbayangkan sebelumnya. Penelitian ini dipimpin oleh Lee Ritterband, seorang profesor ilmu psikiatri dan neurobehavioral di University of Virginia School of Medicine.
Para peneliti menyebut, bagaimanapun juga masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan terapi ini, untuk menemukan jalan terbaik bagi mereka yang mengidap insomnia. (BB/Acom)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025