Nyambi Jadi Petani Lombok dan Tomat Bripka Ngurah Rai Bisa Bangun Rumah
Senin, 10 Juli 2017
Baliberkarya.com
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Bagi anggota Polisi umumnya usai bertugas langsung beristirahat di rumah. Kemudian meluangkan waktu sedikit untuk berolah raga.
Tapi tidak bagi anggota Polsek Mendoyo satu ini. Selepas melaksanakan tugas sebagai Baur Tahti di Polsek Mendoyo, Jembrana, Bripka Gusti Ngurah Rai Antanegara (33) hanya punya waktu untuk menganti pakaian dinasnya saja.
Selepas tugas, Bintara tamatan tahun 2001 atau Seba Polri ke 20 Ershi Bali ini langsung mengganti seragam polisinya dengan seragam petaninya. Mengenakan baju kaos lengan panjang, celana kain panjang bersepatu plastik anti air dan mengenakan topi dari ayaman bambu berukuran besar serta mengenakan masker.
BACA JUGA :
"Jadi saya sehari-hari punya dua seragam, satu seragam polisi dan satu seragam petani,” ujar pria yang akbrab dipanggil Ngurah Rai ini, Senin (10/7/2017).
Anggota polisi yang berdinas di Polres Jembrana sejak 2004 ini di sepulang bertugas ternyata juga menyambi sebagai petani cabai dan tomat. Untuk pekerjaan tambahannya ini, suami dari Niluh Sri Asih (40) ini telah dilakoninya sejak tahun 2009 lalu.
"Saya nanam lombok dan tomat tidak pernah putus dari tahun 2009 sampai sekarang,” imbuhnya.
Bapak dua anak asal Banjar Tangi, Desa Tegalbadeng Timur ini, rata-rata menanam lombok seluas 40 are dan tomat seluas 20 are. Lahan yang ditanaminya bisa lahan sendiri, namun lebih sering menggunakan lahan pertanian milik orang lain dengan sistim sewa.
Untuk pemeliharaan tanaman lombok dan tomat ini, anak ke 9 dari 9 bersaudara selalu dikerjakan sendiri dengan dibantu istrinya dan empat orang buruh. Termasuk untuk memupuk dan menyemprot dia lakukan sendiri hingga masa panen tiba.
Demikian halnya saat panen, dia selalu memanen lombok dan tomatnya sendiri dengan dibantu istrinya. Pemasarannya dia kirim ke pasar-pasar tradisional, kadang ada pengepul yang mengambil langsung hasil panennya ke lokasi.
"Masa panen lombok lebih lama yakni mencapai 90 hari dari pada tomat yang hanya berumur 65 hari sudah bisa dipanen,” tuturnya.
Untuk pekerjaan tambahannya ini, tentu saja dia lakukan selepas melaksanakan tugas pokoknya sebagai anggota polisi dan dia tidak pernah mangkir dari tugas pokoknya. Baru setelah lepas jam tugas dia bergegas ke kebut lombok dan tomatnya untuk bekerja.
"Jadi praktis tidak ada waktu untuk main. Saya justru senang melakukannya. Tapi kalau pas saya ada dikebun tiba-tiba dipanggil atasan untuk bertugas, ya saya harus tinggalkan pekerjaan di kebun,” katanya ditemui di Polsek Mendoyo.
Menjadi petani lombok dan tomat, disamping untuk mencari tambahan penghasilan juga karena dirinya hobi bercocok tanam. Karena leluhurnya memang hidup sebagai petani.
Tak hayal karena ketekunannya menjadi petani lombok dan tomat dia bisa membangun rumah berukuran 8 X 12 Cm dan bisa menambah penghasilan keluarga, terlebih istrinya tidak memiliki pekerjaan tetap.
"Hasil bersih sebagai petani lombok per sembilan puluh hari sekitar dua puluh juta rupiah dan untuk tomat per enam puluh hari hasil bersihnya bisa tujuh juta rupiah,” tandasnya.
Namun meskipun penghasilannya sebagai petani lombok dan tomat jauh lebih besar dari gajinya sebagai anggota Polisi, dia mengaku tetap bangga menjadi anggota polisi dan tetap menomer satukan tugas kepolisian.
Bahkan dia tidak punya niat sama sekali untuk mengajukan pensiun dini. Dia ingin bertugas hingga pensiun nanti. Karena menjadi anggota polisi sudah merupakan cinta-citanya sejak kecil dan berharap bisa mengabdikan diri terus kepada negara dan bangsa serta bisa menjadi pelayan, pengayom dan pelindung masyarakat.(BB)